"Kalau tubuh sudah cukup nyaman, sebenarnya kita tidak perlu memberikan obat penurun demam tadi, jadi biasanya pada suhu tubuh yang rendah, contohnya hanya sekitar 37 derajat celcius, tubuh belum merasa terganggu dengan demam, tetapi begitu demamnya suhunya meningkat, itu biasanya kita mulai terganggu, kalau balita itu biasanya rewel, jadi gamau tidur, menangis terus,
"Pada saat demam sudah mulai tinggi, di atas 38,3, anak rewel kita boleh memberikan obat penurun demam ini dengan tujuan menyamankan. Pemberiannya tentu saja hanya diindikasikan untuk anak yang memang pada saat demam itu sangat rewel atau tidak nyaman
"Jadi kalau ada anak demam tapi masih lari-lari, masih ngoceh, masih nyaman, sebenarnya tidak perlu diberikan obat penurun demam, karena tubuh nanti akan menurunkan sendiri demam itu jika sudah selesai melawan kuman
Hal yang perlu diperhatikan saat memberikan obat penurun demam oleh orangtua menurut dr. Endah Citraresmi, SpA(K), yaitu:
1. Dosis harus sesuai dengan usia dan berat badan (Bisa ditanyakan pada dokter atau dilihat pada kemasan)
2. Interval pemberian obat - Obat penurun demam tidak boleh diberikan kapan pun anak demam langsung diberikan, harus ada interval minimal.
Contohnya, pada paracetamol jarak antar pemberian hanya boleh diberikan setelah 4-5 jam dari dosis yang sebelumnya, jadi maksimal lima kali per hari.
Akibat dari dosis yang terlalu tinggi atau terlalu sering adalah akan terjadi efek toxic atau efek keracunan, untuk paracetamol lebih banyak merusak hati jika dosis terlalu tinggi.
"Boleh diberikan tetapi dengan memperhatikan interval dan memperhatikan dosisnya," tegas dr. Endah, inilah yang perlu orangtua ketahui.
Apa Itu Obat Paracetamol?
Paracetamol atau acetaminophen merupakan zat aktif yang dikategorikan sebagai obat antipiretik atau antidemam, yang berfungsi untuk menurunkan demam.
Baca Juga: Kemenkes Imbau Orangtua Berhati-hati Gunakan Obat, Dokter Sebut Momentum Reevaluasi Semua Pihak