Find Us On Social Media :

Prihal Covid XBB, Menkes Nyatakan Indonesia Memiliki Sistem Penanganan COVID-19 yang Sudah Teruji

Waspada terjadi trend kenaikan kasus Covid-19 di 24 Provinsi di Indonesia. Bisa jadi karena ulah Covid XBB,

GridHEALTH.id - Tahu kah, XBB dalam banyak hal merupakan bentuk virus terburuk sejauh sejarah pandemi Covid-19. 

Bagimana tidak, virus ini lebih menular daripada varian atau subvarian sebelumnya.

Bahkan, Covid XXB juga mampi menghindari antibodi dari terapi monoklonal, yang berpotensi membuat seluruh kategori obat tidak efektif sebagai perawatan COVID.

Karenanya Amesh Adalja, seorang ahli kesehatan masyarakat di Pusat Keamanan Kesehatan Johns Hopkins, mengatakan kepada The Daily Beast, “Ini kemungkinan varian yang paling bisa menghindari kekebalan dan menimbulkan masalah untuk perawatan dan strategi pencegahan berbasis antibodi monoklonal saat ini.”

Kini kasusnya sudah terdeteksi di Indonesia, yang menurut keterangan resmi Kemenkes, Juru Bicara COVID-19 Kementerian Kesehatan dr. M. Syahril, merupakan trans misi lokal, sedangkan kontak eratnya yang berjumlah 10 orang, sudah ditest, negatrif.

Baca Juga: Cara yang Direkomendasikan Cegah Covid XBB yang Sudah Terdeteksi di Indonesia

Kewaspdaan Tingkat Tinggi

Asal tahu saja, Covid-19 subvarian Omicron XBB ini telah menyebabkan lonjakan infeksi pasien di 24 negara.

Bahkan di Singapura, subvarian XBB ini telah menyebabkan peningkatan infeksi hingga mencapai 6.000 kasus per hari.

Tapi walau demikian, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, masyarakat tidak perlu khawatir karena Indonesia memiliki sistem penanganan Covid-19 yang sudah teruji.

Dalam acara webinar, Jumat (21/10/2022), Menkes Budi pun mengatakan, "Singapura kasusnya naik lagi ke 6.000 per hari, karena ada varian baru namanya XBB, varian ini juga sudah masuk ke Indonesia, kita amati terus."

Baca Juga: Tak Hanya Subvarian XBB, Masyarakat Juga Diminta Waspada Covid-19 BQ.1 dan BQ.1.1

"Kita beruntung karena vaksinasi kita sangat baik, karena 440 juta ke lebih 204 juta komunitas penghuni kita, sehingga imunitas kita sudah baik. Dan juga protokol kita relatif baik, masyarakat kita masih pakai masker," lanjut Budi.

Buktinya, kasus Covid-19 terkonfirmasi di Indonesia per 20 Oktober 2022 mencapai 6.464.962 kasus.Dari jumlah tersebut, terdapat 6.287.663 dinyatakan sembuh, 158.380 meninggal dunia dan 18.919 masih aktif dalam perawatan.Selaun itu, untuk menghadapi Covid XBB, kini Pemerintah telah melanjutkan PPKM Level 1-4 untuk wilayah Jawa-Bali hingga 1 November 2022.

Sedangkan untuk wilayah luar Jawa-Bali berlaku hingga 1 Januari 2023.

Baca Juga: 133 Anak Meninggal Dunia, Kepolisian RI Bakal Usut Impor Bahan Baku Obat Sirop Diduga Penyebab Gagal Ginjal Akut Pada Anak

Gejala Infeksi Covid XBB

Penting diketahui untuk menjadi waspada, menurut Syahril Covid XBB ini penularannya sangat cepat, “Ada gejala seperti batuk, pilek dan demam. Ia kemudian melakukan pemeriksaan dan dinyatakan positif pada 26 September. Setelah menjalani isolasi, pasien telah dinyatakan sembuh pada 3 Oktober” kata Syahril dalam siaran pers, Sabtu (22/10/2022).

Ia pun meminta masyarakat mengedepankan protokol kesehatan seperti menggunakan masker, menghindari kerumunan, mencuci tangan, dan melakukan testing apabila mengalami gejala Covid-19.

Karena perketat prokes maksimal, adalah cara pencegahan infeksi Covid XBB terbaik dan terampuh saat ini, selain juga vaksin Covid-19.

Karenanya, Syahril meminta kepada seluruh masyarakat Indonesia, “Segera lakukan booster bagi yang belum, untuk mengurangi kesakitan dan kematian akibat Covid-19.”

Baca Juga: Pengobatan Herbal Bentuk Tablet, Aman Untuk Mengatasi Masuk Angin

Perlu diketahui, meski varian baru XBB cepat menular, Syahril menyebut fatalitasnya tidak lebih parah dari varian Omicron.Kendati demikian, negara belum bisa dikatakan aman dari pandemi Covid-19.Sebab, berbagai mutasi varian baru masih berpotensi terus terjadi.Dalam tujuh hari terakhir juga dilaporkan terjadi kenaikan kasus di 24 provinsi di Indonesia.(*)

Baca Juga: Orangtua Harus Selalu Waspada, Ini Penyebab Penyakit Ginjal Pada Anak