Find Us On Social Media :

Dietelin Glikol Sudah Sejak 86 Tahun Lalu Sebabkan Gagal Ginjal

Kasus EG dan DEG ternyata sudah ada sejak 86 tahun yang lalu. Sebabkan gagal ginjal akut.

 

GridHEALTH.id - Oktober 2022 menjadi bulan menyedihkan di tengah pandemi COVID-19 bagi masyarakat Indonesia.

Bagaimana tidak di Oktober 2022 ini, banyak kasus korban jiwa pada anak Indonesia akibat gagal ginjal akut.

Menurut laporan terkahir, kini ada 269 kasus per tanggal 26 Oktober 2022.

Angka tersebut meningkat, dimana sebelumnya 245 kasus.

Jadi ada kenaikan 18 kasus.

Baca Juga: Anak Juga Berisiko Kapalan, Berikut Tips Mencegah dan Menangani Kaki Kapalan pada Anak

Sedangkan pasien yang dirawat karena gagal ginjal akut telah mencapai 73 orang.

Kasus gagal ginjal akut meninggal dunia sebanyak 157 orang atau 58 persen dari total pasien, dan ada 39 pasien telah dinyatakan sembuh.

Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), gangguan gagal ginjal disebabkan etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG) yang mencemari obat sirup.

Hal ini terungkap dari hasil investigasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terhadap obat yang digunakan para pasien yang dilaporkan Pemerintah Gambia.

WHO menduga kuat penyebab gagal ginjal akut tersebut adalah EG dan DEG yang mencemari obat batuk dalam bentuk sirup.

Baca Juga: Tragedi Itaewon Terus Bertambah, Awalnya Tidak Ada Korban WNI, Tapi Ternyata Ada

Sudah terjadi Sejak 86 Tahun Lalu

Tapi tahukah, kasus yang menghebohkan ini ternyata sudah terjadi sejak 1937.

Kasus keracunan paling awal terjadi di Amerika Serikat. Hingga tahun ini, kasus gagal ginjal telah terjadi di 18 negara.

Ahli farmakologi Unsoed, apoteker lulusan dari Institut Teknologi Bandung Heny Ekowati mengatakannya, dikutip dari Suara.com (30/10/2022).

Dietilen glikol ini telah menyebabkan keracunan masal setidaknya pada 12 kejadian selama 86 tahun terakhir.

Baca Juga: Kenali 5 Gejala Asam Urat di Tangan dan Cara Menanganinya Tidak Kambuh

Pada tahun 1937, sirup sulfanilamid, dengan bahan pelarut dietilen glikol menyebabkan keracunan masal di Amerika.

Keracunan ini menyebabkan terjadinya kematian sebanyak 105 orang.

Kasus pertama dan terbesar ini menyebabkan disahkannya Undang-Undang Makanan, Obat, dan Kosmetik Federal Amerika tahun 1938 yang mewajibkan bukti keamanan sebelum obat digunakan di pasaran.

Masih menurt Ekowati yang juga Alumni S3 Kanazawa University Jepang, beberapa keracunan masal di dunia yang disebabkan oleh DEG antara lain:

* 1937, terjadi di Amerika. Sediaan sirup sulfonamid menggunakan DEG. Pada produk akhirnya mengandung 74% DEG. Produk ini menyebabkan kematian pada 105 orang.

Baca Juga: Jangan Sampai Enggak Tahu, Ternyata Air Rebusan Tanaman Herbal Ini Bermanfaat Untuk Mengobati Kanker Payudara

* 1969, terjadi di Afrika Selatan. Sediaan obat tidur (sedatif) yaitu merk Pronap dan Plaxin menggunakan pelarut propilen glikol. Sampai saat ini tidak ada laporan bahan apakah yang menyebabkan kematian 7 orang yang mengkonsumsinya.

* 1985, terjadi di Spanyol. Krim sulfadiazin untuk luka bakar menggunakan bahan sodium lauril sulfat sebagai zat pembantunya. Produk ini mengandung DEG sebanyak 7gr/kg produk dan menewaskan 5 orang yang menggunakannya.

* 1986 di India. Pada bahan baku gliserin yang digunakan sebagai bahan pembantu di sediaan farmasi, ditemukan DEG sebesar 18,5% pada produk akhir yang menggunakan bahan baku gliserin ini. Produk ini menyebabkan kematian pada 21 orang.

* 1990 terjadi di Nigeria. Sirup parasetamol yang menggunakan pelarut propilen glikol, menyebabkan kematian 47 orang. Sampai saat ini tidak dilaporkan kontaminan apa yang menyebabkan kematian dan diduga adalah DEG.

* 1992 terjadi Argetina. Sirup propolis untuk obat pernafasan atas, menggunakan propilen glikol sebagai bahan tambahan. Produk ini mengandung 65% (w/v) DEG dan menyebabkan kematian sebanyak 29 orang.

* 1992 terjadi di Venezuela. Sirup parasetamol yang menggunakan propilen glikol sebagai bahan tambahan, mengandung DEG sebanyak 28% (w/v). Pada kejadian ini, tidak ada laporan penelitian, berapa jumlah orang yang meninggal.

* 1995, terjadi di Bangladesh. Sirup parasetamol yang menggunakan propilen glikol sebagai bahan tambahan, menyebabkan kematian pada 236 orang. Sampai saat ini tidak dilaporkan kontaminan apa yang menyebabkan kematian dan diduga adalah DEG.

* 1995, terjadi di Haiti. Sirup parasetamol yang menggunakan gliserin sebagai bahan tambahan, mengandung DEG sebanyak 24% (v/v) dan menyebabkan 88 orang meninggal.

* 1998, terjadi di India. Sirup obat batuk mengandung DEG sebanyak 17.5% (v/v) dan sirup parasetamol dengan bahan tambahan propilen glikol mengandung DEG sebanyak 15,4% (w/w). Kedua sediaan tersebut menyebabkan kematian secara berurutan sebanyak 33 dan 8 orang.

*2006, terjadi di Panama. Sirup obat batuk yang menggunakan gliserin sebagai bahan tambahan, mengandung DEG sebanyak 8% (v/v). Dan menyebabkan kematian sebanyak 78 orang.

* 2008 terjadi di Nigeria. Sirup parasetamol terkontaminasi DEG dan menyebabkan kematian sebanyak 84 orang.

Baca Juga: Penyebab Rambut Rontok Karena Kekurangan Nutrisi, Simak Penjelasannya!

* September 2022, WHO mendapat laporan dari Gambia di Afrika Barat terkait temuan obat yang diproduksi di bawah standar (substandard medical products). Produk medis substandard adalah produk yang tidak memenuhi standar kualitas atau spesifikasi sehingga disebut out of specification.

Oktober 2022 pun adanya kasus gagal ginjal akut karena EG dan DEG di Indonesia.(*)

Baca Juga: Bikin Asam Urat Pergi Jauh, Gunakan 7 Cara Alami Berikut Ini!