Find Us On Social Media :

Update Gagal Ginjal Akut; 146 Fomepizole Sudah Didistribusikan Sebagai Obat Penawar

Meski sudah ada fomepizole sebagai obat penawar, orangtua perlu waspada dan deteksi dini kasus AKI untuk menekan angka kematian.

GridHEALTH.id – Kasus gangguan ginjal akut pada anak sempat mengkhawatirkan masyarakat dengan adanya tren peningkatan dalam jumlahnya.

Hingga saat ini, setelah melalui penelusuran Kemenkes RI merujuk pada adanya konsumsi obat sirup yang telah tercemar etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG), sebagai faktor risiko kenaikan jumlah kasus AKI di Indonesia.

Meski demikian, kasus gangguan ginjal akut pada anak ini belum bisa dinyatakan selesai, mengingat masih adanya kenaikan kasus meski sedikit dan angka kematian yang masih tinggi.

Orangtua masih terus diingatkan untuk mewaspadai kondisi anak, terlebih jika menunjukkan adanya gejala-gejala AKI (Acute Kidney Injury atau gangguan ginjal akut), karena deteksi dini akan membantu meningkatkan angka harapan hidup anak.

Jumlah Kasus AKI per 31 November 2022

Berdasarkan data kumulatif yang disampaikan oleh Kemenkes RI dalam keterangan persnya sore ini (01/11/2022), tercatat ada 304 kasus anak yang megalami AKI, dengan 46 kasus menjalankan perawatan dan sebanyak 99 anak dinyatakan sembuh, per 31 Oktober 2022.

Hingga per 31 Oktober ini, angka kematian kumulatif masih di atas 50% dengan total ada sebanyak 159 anak yang meninggal akibat AKI.

Rincian pasien AKI ini adalah sebanyak 179 kasus adalah anak laki-laki (59%) dan 125 kasus adalah anak perempuan (41%), dengan total terbanyak tetap ada pada anak balita.

Provinsi yang memiliki kasus AKI terbanyak adalah DKI Jakarta, Aceh, Bali, Banten, dan Jawa Barat.

Perkembangan Pengobatan AKI di Indonesia

Untuk menekan angka kematian, Kemenkes telah menetapkan penggunaan obat jenis antidotum, yaitu fomepizole berupa injeksi pada pasien AKI dan sampai tanggal 31 Oktober 2022 telah didistribusikan kepada 17 RS sebanyak 146 vial, dengan sisa di IFP masih ada sejumlah 100 vial.

Baca Juga: Peredaran Obat Sirup Dihentikan, Menkes; Kasus Gangguan Ginjal Akut Turun Hingga 95 Persen

Total Indonesia memiliki 246 vial obat antidotum, fomepizole yang didatangkan dari Australia, Jepang, dan Singapore.

Efektivitas Pemberian Fomepizole Sebagai Obat Antidotum Pada Pasien AKI

Obat fomepizole merupakan obat penawar atau antidotum khusus untuk gangguan ginjal akut, sebaiknya diberikan seawal mungkin saat diketahui.

Pemberian fomepizole ini akan sangat efektif dalam mencegah terjadinya perkembangan gangguan ginjal lanjutan.

Sehingga sangat direkomendasikan untuk diberikan pada stadium-stadium awal gangguan ginjal.

Deteksi Dini Gejala AKI Sejak Awal Untuk Menekan Angka Kematian

Gagal ginjal akut ini ditandai dengan adanya pengurangan frekuensi volume urin sampai berkembang menjadi tidak ada urin sama sekali.

Saat seorang anak sudah ada di tahap tidak mengeluarkan urin, artinya anak telah berada pada stadium tiga dan saat ini berdasarkan data dari Kemenkes dikatakan ada sebanyak 61% anak yang berada pada stadium tiga dari gangguan ginjal akut ini.

Inilah yang perlu diwaspadai oleh orangtua, jangan sampai terlambat mengetahui dan sudah ada pada tahap ini, segera bawa ke dokter jika anak mengalami gejala awal mulai dari demam, kehilangan nafsu makan, malaise, mual, muntah, ISPA, diare, nyeri bagian perut, dehidrasi, hingga pendarahan.

“Semakin cepat, semakin baik, karena tanpa antidotum itu proses (perburukan) cepat sekali, bahkan itungannya hari, tidak sampai lebih dari satu dua minggu, nah makanya antidotum itu sebaiknya diberikan begitu pasien sudah ada gejala pengurangan frekuensi urin dan dibuktikan memang ada satu kemungkinan intoksikasi (keracunan), maka segera diberikan,” kata dr. Syahril dalam keterangan persnya sore ini.

Sebagai tambahan informasi, sudah ada 198 obat yang dinyatakan aman oleh BPOM dan Kemenkes sudah merekomendasikan kembali penggunaannya pada obat tersebut. (*)

Baca Juga: Jepang Beri Donasi 200 Obat Untuk Atasi Gagal Ginjal Akut Pada Anak