Find Us On Social Media :

Kisah Keluarga Whitaker yang Bikin Geger Dunia, Inilah Contoh Risiko Perkawinan Sedarah

Keluarga Whitaker di Virgina.

GridHEALTH.id - Jadi masalah kesehatan fisik dan mental yang terjadi pada perkawinan sedarah keluarga Whitaker.

Menurut norma masyarakat, perkawinan sedarah sebenarnya sangat tidak dianjurkan untuk dilakukan.

Bahkan beberapa penelitian telah menyebutkan bahwa perkawinan sedarah memiliki risiko yang lebih tinggi.

Namun, apa jadinya jika ada sebuah keluarga yang melakukan perkawinan sedarah?

Inilah yang terjadi dalam keluarga Whitaker di Virginia.

Keluarga Whitaker menjadi viral dan dikenal dunia internasional karena Mark Laita.

Laita ini seorang yang mengungkap keberadaan mereka dalam bukunya berjudul Created Equally yang terbit pada tahun 2004.

Dilansir The Sun, keluarga bernama Whitaker menjalani kehidupan perkawinan sedarah dalam kurun yang tidak diketahui sampai sekarang.

Whitaker's family hidup dan mendapatkan keturunan-keturunan yang mengalami kelainan fisik.

Anak-anak keluarga Whitaker adalah Lorraine, Ray dan Timmy yang diketahui menderita cacat mental.

Orangtua mereka diketahui adalah sepupu dekat yang menikah.

 Baca Juga: Ruben Onsu Didiagnosis Penyakit Langka Empty Sella Syndrome, Penglihatan Terganggu Jadi Salah Satu Gejala

Mereka hidup dalam kondisi yang sangat miskin dan hampir tidak dapat bertahan hidup.

Ray bahkan tidak bisa berbicara karena tunawicara

Ray, Lorraine, dan Timmy  tinggal bersama satu sama lain, sedangkan anak lainnya, Freddie meninggal karena serangan jantung sejak lama.

Bukan hanya soal adat yang melarang adanya perkawinan sedarah, dari bidang medis pun tidak menyarankan hal itu terjadi.
 
Alasan perkawinan sedarah menghasilkan anak yang disabilitas
 
Incest adalah pernikahan sedarah antara saudara kandung, bisa antara orang tua dengan anak kandung atau kakak dengan adik kandung maupun sebaliknya.
 
Anak yang lahir dari pasangan incest memiliki risiko cacat hingga 50 kali lipat lebih tinggi.
 
Naiknya risiko kecacatan pada anak yang lahir dari perkawinan sedarah erat hubungannya dengan genetik.
 
Genetik atau gen sangatlah menentukan seluruh bagian dari manusia.
 
Seorang individu akan mendapatkan separuh gen dari sang ayah dan separuh gen dari sang ibu. Versinya pun bisa berbeda-beda.

Gen inilah yang membentuk ciri-ciri spesifik seseorang, seperti warna mata biru, rambut merah, mata sipit, dan lain sebagainya. 

Baca Juga: Metode Cuci Otak Terawan Penelitiannya Cacat, Itu Baru Satu Fakta Penyebab Dirinya Diberhentikan IDI

Sebagian besar gen di tubuh manusia bersifat netral atau bahkan bermanfaat. Namun ada juga gen yang berpotensi membawa penyakit (carrier). 

Ketika perkawinan sedarah terjadi, mereka adalah dua individu dengan gen yang mirip.

Jika ada salah satu yang menjadi pembawa recessive disease, maka saudara sedarahnya juga memiliki potensi yang sama sebagai carrier.

Pada pembentukan sistem kekebalan tubuh, ada komponen penting dalam DNA yang disebut Major Histocompatibility Complex (MHC).

MHC terdiri dari sekelompok gen yang bertugas sebagai penangkal penyakit.

Agar MHC bisa bekerja dengan baik, keanekaragaman alel (varian gen) harus sebanyak mungkin.

Semakin banyak alel dalam tubuh, akan semakin baik kerja tubuh untuk memerangi penyakit.

Lagi-lagi, anak akibat pernikahan sedarah memiliki rantai DNA yang tidak variatif. Alhasil, jumlah dan keberagaman alelnya sedikit.

Alel MHC yang terbatas akan membuat tubuh kesulitan dalam mendeteksi zat-zat asing.

Dampaknya, individu yang memiliki kondisi ini akan lebih cepat jatuh sakit karena imun tubuhnya tidak dapat bekerja dengan optimal.

Ketika keduanya menikah, artinya kemungkinan melahirkan keturunan cacat semakin tinggi.(*)