Find Us On Social Media :

Setelah Covid-19 Lalu Gagal Ginjal Akut, Kini Virus Influenze A Hibrida Penyebab Utama Infeksi Saluran Pernapasan Bawah Akut pada Balita

Virua bisa bermutasi. Kini muncul Virus Influenze A Hibrida.

 

GridHEALTH.id - Pandemi Covid-19 belum berkahir, muncul kasus gagal ginjal akut pada anak. Kini kita semua harus waspada virus Influenze A Hibrida yang menghantui anak balita.

Menurut ilmuan, Virus hybrid (hibrida) ini dua virus berbeda bergabung menjadi patogen tunggal. 

Kemungkinan lebih mematikan dan lebih mudah menginfeksi.

Informasi tersebut keluar dari jurnal yang terbit di Nature Microbiology per 24 Oktober 2022.

Untuk kita ketahui, tiap tahunnya sekitar 5 juta orang di seluruh dunia dirawat di rumah sakit karena influenza A.

Baca Juga: Ratusan Nyawa Berjatuhan di Pesta Halloween Itaewon, Inilah Alasan Kasus Wanita Lebih Banyak Jadi Korban Ketimbang Pria

Penyebabnya virus pernapasan (RSV), penyebab utama infeksi saluran pernapasan bawah akut pada anak di bawah lima tahun.

Bahkan infeksi tersebut dapat menyebabkan penyakit parah pada beberapa anak dan orang tua.

Pada kasus yang dihadapi saat ini, virus influenza A dan respiratory syncytial virus (RSV) bergabung menjadi satu menjadi virus hibrida.

Dimana keduanya patogen yang sama-sama menyerang saluran pernapasan dan kadang menginfeksi manusia secara bersamaan.

Pasien dengan infeksi kedua patogen sekaligus sering mendapat gejala yang lebih buruk.

Baca Juga: Ternyata Ini Arti Jerawat di Pipi dan Cara Ampuh Menghilangkannya

Sayang hingga artikel ini dipublish, ilmuwan belum berhasil menjelaskan penyebab kondisi pasien memburuk setelah menerima kedua virus tersebut.

Namun sebuah jurnal yang terbit di Nature Microbiology per 24 Oktober 2022 menjelaskan, kedua virus yang bergabung menjadi satu patogen bisa menjadi salah satu penjelasannnya.

Hal itu didapatkan oleh ilmuan bisa dibilang tidak sengaja.

Saat ilmuwan yang dipimpin oleh Joanne Haney dari University of Glasgow mulanya sedang meneliti dampak klinis dari interaksi kedua virus serta prilaku dan transmisinya.

Ketika mereka menginjeksi kedua virus ke sel manusia, kedua virus malah bergabung menjadi patogen tunggal dengan kemampuan gabungan influenza dan RSV, berpotensi membuatnya lebih berbahaya.

Baca Juga: Healthy Moves, Hanya Punya Waktu 2 Menit Setiap Hari? Lakukan Olahraga Intens Bisa Memperpanjang Umur

Di bahwa mikroskop electron, gabungan virus tersebut tampak seperti kaki cicak, dengan virus Influenza A menjadi bagian kaki dan RSV menjadi jari.

“Virus hibrida semacam ini belum pernah dijelaskan sebelumnya,” kata ahli virologi dan penulis senior Pablo Murcia kepada The Guardian.

Menurutnuya, kita kii berbicara tentang virus dari dua keluarga yang sama sekali berbeda yang bergabung bersama dengan genom dan protein eksternal dari kedua virus. Ini adalah jenis virus patogen baru.

Virus Influenze A hibrida ini bisa menginfeksi sel lebih banyak, dan dapat menghindari antibodi dengan menampilkan protein permukaan milik virus RSV.

Virus hybrid ini juga tidak memiliki banyak reseptor Influenza.

Baca Juga: Penting Mengenal Lebih Dekat Cara Kerja Ginjal Pada Manusia

Reseptor adalah bagian permukaan yang mengikat dengan sel. Influenza biasanya menempel di tenggorokan.

Dengan mengganti ke reseptor RSV, virus ini bisa menembus bagian paru-paru lebih dalam lagi —sifat ala RSV.

Sementara dari sisi RSV tidak banyak keuntungan. Dalam pemantauan ilmuwan, RSV sulit untuk mereplikasi dengan badan yang tergabung dengan influenza terebut.

Sedangkan menurut penjelasan dari Dr Stephen Griffin, ahli virologi di University of Leeds yang tidak terlibat dalam studi, skenario dua virus bergabung ini memungkinkan terbentuknya patogen yang bisa menghindari sistem imun sekaligus menginfeksi organ dan jaringan lebih luas.

“RSV cenderung turun ke paru-paru daripada virus flu musiman, dan Anda lebih mungkin terkena penyakit yang lebih parah jika infeksi berlanjut,” kata Griffin kepada The Guardian, dikutip dari Kumparan.com (2/11/2022).

Baca Juga: Istilah Diabetes Kering dan Diabetes Basah, Apa Perbedaan Sebenarnya?

"Ini adalah alasan lain untuk menghindari terinfeksi banyak virus sekaligus, karena [hibridisasi] ini kemungkinan akan lebih sering terjadi jika kita tidak mengambil tindakan pencegahan untuk melindungi kesehatan kita,” paparnya menjelaskan.

Walau mengagetkan, menurutnya, penemuan ini memberi secercah cahaya kepada dampak klinis infeksi pernapasan, salah satunya pneumonia virus.

Namun eksperimen terbatas pada pengaturan laboratorium sehingga tidak bisa meniru kondisi dalam paru-paru.

Dibutuhkan penelitian lanjutan untuk mengetahui dampak klinis dari virus hybrid ini.

Pastinya yang harus dilakukan oleh masyarakat saat ini, khususnya pada anak balita, cukupi kebutuhan gizi hariannya dengan baik. Bayi beri ASI. Jangan luapa ajak anak aktif secara fisik, dengan istrihat pun yang cukup.

Baca Juga: Istilah Diabetes Kering dan Diabetes Basah, Apa Perbedaan Sebenarnya?

Jauhi anak-anak dari penyebab atau vektor penyakit. Misal, berada di tempat keramaian, dengan orang sedang menunjukan gejala sakit, tak terkecuali yang ringan sekalipun. Misal, orang yang bersin-bersin.

Ajarkan juga pada anak pentingnya mencuci tangan sesering mungkin di air mengalir dengan sabun.(*)

Baca Juga: Cegah Sejak Dini Kanker Payudara dengan Lakukan SADARI dan SADANIS