Find Us On Social Media :

Diabetes Melitus Bisa Berisiko Merusak Saraf, Begini Penjelasannya

Kenali risiko diabetes pada kerusakan saraf

HbA1c adalah pemeriksaan darah untuk melihat kestabilan gula darah dalam 2-3 bulan terakhir.

Kadar gula darah dan HbA1c juga digunakan oleh dokter untuk memantau efektivitas pengobatan pada penderita diabetes.

Pada pengidap diabetes atau orang yang belum menyadari dirinya terkena diabetes, dokter akan menjalankan beberapa pemeriksaan berikut:

1. Pengukuran tekanan darah dalam berbagai posisi

2. Tes kemampuan tubuh untuk mengeluarkan keringat

3. Tes filamen, dengan menggunakan serabut tipis untuk memeriksa kepekaan terhadap sentuhan

Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan elektromiografi (EMG) untuk melihat aktivitas listrik saraf di dalam otot.

Dalam pemeriksaan ini, dokter juga akan menilai kecepatan hantaran impuls saraf, serta respons saraf terhadap perubahan suhu dan getaran.

Risiko diabetes melitus pada kerusakan saraf ini perlu untuk ditangani.

Selain dengan obat-obatan, pengidap diabetes juga perlu menerapkan gaya hidup sehat dengan menjaga berat badan ideal, menjaga tekanan darah normal, tidak merokok, dan mengurangi konsumsi minuman beralkohol.(*)

Baca Juga: Sering Mengalami Buang Air Kecil, Apakah Pertanda Diabetes Serius?