Find Us On Social Media :

Seperti Ini Penanganan Skoliosis Pada Anak, Sempat Dirasakan oleh Putri Uya Kuya hingga Merasa Minder

Putri Uya Kuya, Cinta Kuya alami sakit skoliosis

GridHEALTH.id - Penyembuhan inilah yang dihadapkan putri Uya Kuya untuk hilangkan rasa mindernya.

Beberapa waktu lalu, Cinta Kuya yang merupakan putri dari Uya Kuya ini sempat membagikan ceritanya lewat media sosialnya.

Melalui akun TikTok miliknya, Cinta Kuya menceritakan perjuangannya untuk sembuhkan penyakit skoliosisnya.

Dalam video singkat tersebut, sulung dari dua bersaudara ini membagikan momen-momen saat ia melakukan perawatan.

Tak lain dan tak bukan, perawatan tersebut berguna untuk meluruskan tulang belakangnya yang melengkung.

Bahkan, sakit yang diidap Cinta Kuya ini justru sempat membuatnya kurang percaya diri.

"Jujur gue insecure dengan kekurangan gue ini."

"Tapi at the end we have to accept kekurangan kita. Dengan cerita ini gue harap, kalian banyak bersyukur ya," tulis Cinta Kuya di TikTok, Kamis (10/12/2020).

Sebagian orang tentunya sudah pernah mendengar istilah skoliosis yang satu ini.

Meskipun dianggap biasa, sebagian orang yang mengidapnya justru merasakan hal yang kurang nyaman.

Tak hanya itu, kondisi ini juga bisa mengurangi rasa percaya diri.

Baca Juga: Inilah 5 Gerakan Terapi Tulang Sehat yang Mudah Dilakukan di Rumah

Penyebab Terjadinya Skoliosis

Skoliosis merupakan kelainan tulang belakang yang bisa menyerang bayi, anak-anak, hingga orang dewasa.

Gangguan muskuloskeletal jenis ini menyebabkan tulang belakang melengkung ke arah samping, sehingga tulang belakang membentuk huruf S atau C.

Selain itu, penderitanya umumnya akan merasakan gejala skoliosis, seperti nyeri dan rasa tidak nyaman pada punggung.

Pada sebagian besar kasus, skoliosis terjadi tanpa diketahui penyebabnya (idiopatik). Namun, terdapat beberapa kondisi yang dapat memicu terjadinya skoliosis, yaitu:

1. Bantalan dan sendi tulang belakang yang mulai aus akibat usia (skoliosis degeneratif)

2. Bawaan lahir (skoliosis kongenital)

3. Gangguan saraf dan otot (skoliosis neuromuskular), misalnya penyakit distrofi otot atau cerebral palsy

4. Cedera atau infeksi tulang belakang

5. Cacat tulang belakang.

Penanganan skoliosis pada anak

Penanganan skoliosis dilakukan berdasarkan jenis skoliosis, tingkat keparahan dan usia pasien, serta kondisi lengkungan tulang belakang.

Baca Juga: 4 Upaya untuk Menjaga Kesehatan Tulang yang Bisa Dilakukan Sedari Dini

Pengobatan belum diperlukan untuk skoliosis yang ringan pada anak, mengingat tulang belakangnya masih dapat kembali lurus saat usianya bertambah.

Meski demikian, perkembangan penyakit perlu terus diamati oleh dokter.

Melalui pemeriksaan rutin, dokter bisa mengetahui perkembangan kondisi tulang yang melengkung.

Dokter juga dapat melakukan pemeriksaan foto Rontgen untuk memantaunya.

Pada skoliosis yang lebih parah, anak akan diminta untuk mengenakan penyangga tulang belakang.

Perlu diketahui, metode ini tidak dapat memperbaiki kelainan bentuk tulang atau meluruskan tulang kembali.

Namun, penggunaan penyangga dapat mencegah lengkungan tulang belakang bertambah parah.

Penyangga biasanya terbuat dari plastik yang dikenakan di bawah lengan, sekitar tulang rusuk, serta bagian bawah punggung dan pinggul.

Bentuknya disesuaikan dengan bentuk tubuh sehingga hampir tidak terlihat jika mengenakan pakaian.

Agar lebih efektif, penyangga ini perlu dikenakan sepanjang hari, kecuali saat anak berolahraga.(*)

Baca Juga: 5 Makanan untuk Jaga Kesehatan Tulang, Mudah Didapatkan Sehari-hari