Jenis Imunisasi Untuk Anak
Pemenuhan imunisasi wajib ini terbukti aman dan bermanfaat untuk melindungi anak dari penyakit sekaligus mencegah penularan penyakit ke anak lain.
Melaksanakan imunisasi pada anak tidak menutup kemungkinan terjadinya sebuah alergi pada tubuh, oleh karena itu orangtua juga perlu mengetahui efek samping atau alergi yang mungkin muncul pada anak.
Inilah beberapa efek samping dan reaksi berbeda dari imunisasi pada anak sesuai dengan jenis vaksin yang diberikan.
Kenali gejala reaksi yang masih tergolong normal dan perlu penanganan lebih lanjut oleh dokter.
Imunisasi Vaksin Campak-Rubella (MR)
Imunisasi MR terdiri dari dua vaksin berbeda, yaitu vaksin campak dan rubella, di mana setiap vaksin memiliki reaksi berbeda dalam tubuh anak.
Pada vaksin campak, biasanya suntikan vaksin dapat menyebabkan demam dan ruam yang terjadi biasanya sekitar 6-12 hari setelah suntikan, demam ringan di bawah 39,5 derajat Celcius juga dapat terjadi selama 2-3 hari.
Ruam merah pada bagian tubuh selama 2-3 hari dan tidak menyebar serta tidak memerlukan pengobatan khusus.
Namun, segera hubungi dokter jika ruam berubah menjadi bintik-bintik darah dan berlangsung lebih dari 3 hari.
Sedangkan pada imunisasi rubbela, biasanya tidak menimbulkan reaksi serius, hanya terasa sakit pada tempat suntikan imunisasi diberikan.
Imunisasi Polio
Baca Juga: Mengenal Prevnar 13 yang Digunakan di Indonesia untuk Program Vaksinasi PCV
Pada pemberian imunisasi vaksin polio, tidak memberikan reaksi khusus, hanya rasa nyeri otot pada bagian yang disuntik.
Imunisasi Diphtheria, Pertussis, Tetanus (DPT)
Imunisasi campak rubella (MR) diberikan sebagai langkah pencegahan terhadap penyakit campak dan rubella yang mudah menular.