GridHEALTH.id – Cakupan imunisasi anak selama pandemi Covid-19 tercatat mengalami punurunan, dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan per 14 Juli 2022, cakupan imunisasi dasar lengkap (IDL) baru mencapai 33,4%.
Tak hanya itu, jumlah bayi yang sudah memperoleh imunisasi antigen juga baru mencapai angka 29%. Persentase tersebut kurang dari target pada bulan Mei, sebesar 37%.
Jika dilihat dari data, setidaknya selama pandemi Covid-19 terdapat sebanyak 1,7 juta anak yang belum mendapatkan imunisasi lengkap.
Pemberian vaksin anak melalui program imunisasi yang tidak dijalankan, berisiko menyebabkan Kejadian Luar Biasa (KLB).
Mengejar ketertinggalan tersebut, Kementerian Kesehatan melaksanakan Bulan Imunisasi Anak Nasional atau BIAN yang terbagi dalam dua tahap.
BIAN tahap pertama telah dilakukan pada Mei lalu, di wilayah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, hingga Papua.
Sedangkan BIAN tahap II dilakukan sejak awal Agustus ini di seluruh wilayah Provinsi Jawa dan Bali.
Dokter Spesialis Anak dari RSIA Bina Medika Bintaro, dr Marissa Tania Stephanie Pudjiadi, Sp.A, mengingatkan pentingnya imunisasi dasar lengkap bagi anak.
“(Imunsasi) sangat penting, karena imunisasi telah terbukti efektif dalam mencegah penularan penyakit infeksi secara spesifik,” ujarnya kepada GridHEALTH.id, Rabu (10/08/2022).
Agar pemberian vaksin anak berjalan lebih efektif, terdapat program imunisasi ganda, di mana anak menerima lebih dari satu jenis vaksin saat kunjungan.
Baca Juga: Tidak Ada Imunisasi Haram Untuk Anak HIV, Semua Wajib Diimunisasi
Source | : | p2p.kemkes.go.id |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar