Pada umumnya, pasien dengan pendarahan yang ringan akan ditangani dengan perawatan medis dan pemberian obat-obatan.
Prosedur Penanganan Untuk Pasien Stroke
Namun, pasien dengan pendarahan yang lebih parah akan ditangani dengan prosedur bedah atau operasi.
1. Perawatan medis
Pasien akan dirawat di unit stroke atau ICU agar dapat diawasi dan ditangani secara intensif.
2. Operasi
Tujuan dari operasi adalah untuk menghilangkan penggumpalan darah sebanyak mungkin, serta mengurangi pendarahan.
Terdapat dua pilihan metode operasi, yaitu kraniotomi dan stereotactic clot aspiration.
Operasi kraniotomi dilakukan dengan cara membuat lubang pada tengkorang kepala untuk membuang penggumpalan darah.
Baca Juga: Wanita Tragedi Kanjuruhan Kini Hilang Ingatan, Sempat Koma dan Mengalami Pendarahan Otak
Namun, teknik ini berisiko tinggi, sehingga hanya dilakukan apabila penggumpalan terletak dekat dengan permukaan otak.
Operasi stereotactic clot aspiration adalah teknik yang dilakukan untuk penggumpalan yang terjadi di bagian otak dalam.
3. Obat-obatan
Untuk penanganan lebih lanjut, dokter mungkin juga akan meresepkan beberapa jenis obat-obatan.
Tujuannya adalah untuk mengontrol tekanan darah, mencegah kejang, mengurangi rasa sakit, serta membantu pasien yang mengalami kesulitan menelan.
Perawatan jangka panjang akan diperlukan untuk mengatasi gejala yang disebabkan oleh kerusakan pada otak.
Melansir laman WebMD (14/09/2020), seberapa baik pasien merespon perdarahan otak tergantung pada ukuran perdarahan dan jumlah pembengkakan.
Dengan perawatan yang tepat dan segera, berapa pasien dapat sembuh total.
Namun, ada juga yang mengalami komplikasi seperti stroke, kehilangan fungsi otak, sampai kejang.
Orang yang mengalami pendarahan otak yang tidak mendapatkan pertolongan medis cepat dan tepat dapat meninggal dunia.
Untuk itu, ketika seseorang mendapati gejala pendarahan otak, segera bawa penderita ke rumah sakit agar segera mendapat bantuan medis.
Baca Juga: Penyakit Mata Akibat Tembakan Gas Air Mata, Pendarahan Hingga Kebutaan