Find Us On Social Media :

Apakah Bisa Disembuhkan? Kondisi Tukul Arwana Pasca Operasi Pendarahan Otak Semakin Terungkap, Inilah Beberapa Prosedur Penanganan untuk Pasien Stroke

Setahun berjuang untuk sembuh, kini terungkap kondisi terbaru Tukul Arwana usai operasi pendarahan otak.

GridHEALTH.id - Masih ingat apa yang dialami pelawak dan penghibur Tukul Arwana setelah mengalami stroke akibat pendarahan di otak?

Kondisi pelawak sekaligus presenter Tukul Arwana One Man Show waktu  itu sempat heboh.Ia mendadak dilarikan ke rumah sakit karena mendadak mengalami stroke.

Tukul dirawat di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional dan dinyatakan alami pendarahan otak akibat hipertensi, (23/11/2021) lalu.
 
Ia pun langsung menjalani operasi pendarahan otak tersebut dan hingga kini masih menjalani pemulihan.

Namun, rupanya, kondisi Tukul pasca operasi tersebut membuatnya tak seperti dulu.

Tukul Arwana kini menjalani berobat berjalan.

Ia bahkan menjalani fisioterapi untuk memulihkan kembali pergerakannya.

Menanggapi beredarnya video dan foto-foto kondisi Tukul, manajer, Rizki Kimon membenarkannya.

"Sesuai dengan foto- foto yang sempat beredar, memang benar itu fotonya Mas Tukul."

"Saya mewakili keluarga besar Mas Tukul, itu memang real fotonya Mas Tukul yang sedang fisioterapi, diterapi sama anaknya,” ujar Rizki Kimon, manajer Tukul Arwana, dikutip dari Tribunwow.com, Rabu (12/01/2022).

Baca Juga: Jadi Pelajaran Setelah Terungkap Kisah Perjuangan Via Vallen, Pentingnya Penanganan Pertama Saat Mengalami Pendarahan Pada Ibu Hamil

Belajar dari Tukul Arwana, inilah pendarahan otak yang sebenarnya terjadi.

Pendarahan otak merupakan salah satu jenis stroke yang disebut juga dengan istilah brain hemorrhage.

Kondisi ini terjadi saat pembuluh arteri pada otak pecah.

 

Pendarahan ini menyebabkan jaringan otak iritasi dan bengkak, atau disebut juga dengan cerebral edema.

Darah akan menggenang dan menggumpal (hematoma).

Gumpalan tersebut bisa akan menekan jaringan otak, hingga akhirnya memengaruhi aliran darah di sekitarnya.

Aliran darah tidak lancar, membuat sel-sel di otak tidak mendapatkan oksigen dan makanan, hingga akhirnya membuat sel-sel otak rusak dan mati.

Pengobatan dan perawatan dokter diperlukan untuk mencegah kerusakan pendarahan otak semakin parah.

Setelah melakukan pemeriksaan, dokter mereka dapat menentukan bagian otak mana yang terpengaruh berdasarkan gejala.

Dokter dapat menjalankan berbagai tes pencitraan, seperti CT scan, yang dapat mengungkapkan pendarahan internal atau akumulasi darah, atau MRI.

Pemeriksaan neurologis atau pemeriksaan mata, yang dapat menunjukkan pembengkakan saraf optik, juga dapat dilakukan.

Baca Juga: Berencana untuk Menutupi Kehamilannya, Adik Oki Setiana Dewi ini Meneteskan Air Mata Setelah Mengalami Pendarahan Tak Ada Hentinya

Pungsi lumbal (spinal tap) biasanya tidak dilakukan, karena dapat berbahaya dan memperburuk keadaan.

Perawatan untuk pendarahan di otak tergantung pada lokasi, penyebab, dan luasnya pendarahan.

Pembedahan mungkin diperlukan untuk mengurangi pembengkakan dan mencegah pendarahan semakin luas.

Pada umumnya, pasien dengan pendarahan yang ringan akan ditangani dengan perawatan medis dan pemberian obat-obatan.

Prosedur Penanganan Untuk Pasien Stroke

Namun, pasien dengan pendarahan yang lebih parah akan ditangani dengan prosedur bedah atau operasi.

1. Perawatan medis

Pasien akan dirawat di unit stroke atau ICU agar dapat diawasi dan ditangani secara intensif. 

2. Operasi

Tujuan dari operasi adalah untuk menghilangkan penggumpalan darah sebanyak mungkin, serta mengurangi pendarahan.

Terdapat dua pilihan metode operasi, yaitu kraniotomi dan stereotactic clot aspiration.

Operasi kraniotomi dilakukan dengan cara membuat lubang pada tengkorang kepala untuk membuang penggumpalan darah.

Baca Juga: Wanita Tragedi Kanjuruhan Kini Hilang Ingatan, Sempat Koma dan Mengalami Pendarahan Otak

Namun, teknik ini berisiko tinggi, sehingga hanya dilakukan apabila penggumpalan terletak dekat dengan permukaan otak.

Operasi stereotactic clot aspiration adalah teknik yang dilakukan untuk penggumpalan yang terjadi di bagian otak dalam.

3. Obat-obatan

Untuk penanganan lebih lanjut, dokter mungkin juga akan meresepkan beberapa jenis obat-obatan.

Tujuannya adalah untuk mengontrol tekanan darah, mencegah kejang, mengurangi rasa sakit, serta membantu pasien yang mengalami kesulitan menelan.

Perawatan jangka panjang akan diperlukan untuk mengatasi gejala yang disebabkan oleh kerusakan pada otak.

Melansir laman WebMD (14/09/2020), seberapa baik pasien merespon perdarahan otak tergantung pada ukuran perdarahan dan jumlah pembengkakan.

Dengan perawatan yang tepat dan segera, berapa pasien dapat sembuh total.

Namun, ada juga yang mengalami komplikasi seperti stroke, kehilangan fungsi otak, sampai kejang.

Orang yang mengalami pendarahan otak yang tidak mendapatkan pertolongan medis cepat dan tepat dapat meninggal dunia.

Untuk itu, ketika seseorang mendapati gejala pendarahan otak, segera bawa penderita ke rumah sakit agar segera mendapat bantuan medis.

Baca Juga: Penyakit Mata Akibat Tembakan Gas Air Mata, Pendarahan Hingga Kebutaan