Find Us On Social Media :

Sasar 1,2 Juta Anak, Vaksinasi Polio Massal Digelar di Aceh 28 November 2022

Pemberian vaksinasi massal Polio pada anak dilakukan secara bertahap.

GridHEALTH.id - Kementerian Kesehatan telah menetapkan Kasus Kejadian Luar Biasa (KLB) Polio di Indonesia.

Hal tersebut dilakukan setelah penemuan satu orang anak berusia 7 tahun yang terkonfirmasi mengalami Polio di Pidie, Aceh.

Anak tersebut dikonfirmasi mengalami penyakit ini, seusai hasil pemeriksan fisik dan laboratorium keluar.

Rencana Vaksinasi Polio Massal Pada Anak

Sebagai upaya untuk menghentikan penularan penyakit infeksi ini, Kemenkes akan menggelar vaksinasi massal Polio.

Rencananya, vaksinasi massal Polio di Pidie, Aceh tahap pertama akan dilangsungkan pada 28 November mendatang dan tahap kedua pada bulan berikutnya.

Ketua Tim Kerja Imunisasi Tambahan dan Khusus, Direktorat Pengelolaan Imunisasi Kemenkes, dr Gertrudis Tandy, MKM, mengatakan saat ini akan dilakukan di Pidie, Aceh.

Akan tetapi, ia menerangkan bahwa tidak menutup kemungkinan diperluas ke wilayah yang lainnya.

"Surveilans tetap dilakukan seberapa jauh transmisi dari VDPV-2 (virus Polio yang menginfeksi anak di Pidie, Aceh) ini, kalau memang ada bukti-bukti yang kuat, bisa diperluas ke provinsi yang lain. Ini tergantung data-data epidemiolgi," ujarnya dalam Meet The Expert: Penjelasan Mengenai Polio di Indonesia, Jumat (25/11/2022).

Vaksin Polio yang diberikan adalah nOPV2 yang memang dikhususkan untuk wilayah KLB. 

Lebih lanjut, dokter Gertrudis menyebutkan bahwa sasaran dari vaksinasi Polio massal ini adalah anak-anak usia 0-12 tahun.

Baca Juga: Alasan 1 Kasus Polio di Aceh Membuat Indonesia Kembali Masuk Kategori KLB

"Untuk yang di Aceh ini, sasaran kita semua anak yang kurang dari 13 tahun, 0-12 tahun. Jadi sebelum ulang tahun yang ke-13, itu sasarannya sebanyak 1,2 juta anak," jelasnya.

Perkembangan Kasus Polio di Indonesia

Sejak dinyatakan status KLB Polio oleh Kemenkes pada Sabtu (19/11/2022), kasus Polio yang terkonfirmasi masih satu orang.

Meskipun ada tiga anak yang pada sampel fesesnya terdapat virus Polio. Akan tetapi, mereka tidak termasuk dalam kategori yang terinfeksi dan tidak mengalami gejala klinis seperti lumpuh layu.

"Pada anak-anak ini memang terdeteksi adanya virus Polio, tapi bukan sebagai kasus Polio seperti kasus yang kemarin dilaporkan," kata Endang Budi Hastuti, Koordinator Substansi Penyakit Infeksi Emerging Kemenkes.

Dua dari tiga anak tersebut berusia 1 tahun 11 bulan dan sudah mendapatkan imunisasi OPV sebanyak 4 kali, tapi belum menerima imunisasi IPV.

"Kondisi saat ini tidak ada keluhan, memang untuk PHBS masih kurang. Di mana anak-anak menggunakan popok sekali pakai, dibuang setiap 3 hari sekali. Pembuangannya ke sungai," ujarnya.

Sementara satu anak lainnya berusia 5 tahun dan sudah menerima imunisasi OPV sebanyak 2 kali, sedangkan imunisasi IPV belum. 

Sanitasi anak tersebut juga kurang baik, di mana harus buang air besar (BAB) di WC umum atau bahkan kebun yang berada di halaman rumahnya. 

"Anak-anak ini memang sudah mendapatkan imunisasi, tapi memang dalam feses masih terdeteksi adanya virus Polio tapi tidak ada gejala yang muncul. Imunisasi ini memang melindungi anak-anak dari gejala Polio," pungkasnya.

Pemeriksaan sampel feses dilakukan sesuai dengan rekomendasi WHO paling kurang kepada 20 anak dengan kondisi yang sehat. Dengan tujuan untuk mengidentifikasi transmisi di lingkungan.

Kriteria anak Targeted Healthy Children Stool Sampling ini, diantaranya berusia di bawah 5 tahun, bukan kontak erat dengan pasien, sehat tidak ada gejala lumpuh layu, dan berasal dari lingkungan di mana kasus ditemukan. (*)

Baca Juga: Kemenkes Tetapkan KLB Polio di Indonesia, Orangtua Kenali Gejalanya