GridHEALTH.id – Belum lama ini Indonesia kembali masuk dalam kategori KLB polio setelah ditemukan tiga kasus polio pada November 2022 lalu.
Kasus pertama ditemukan di Kabupaten Pidie, Aceh, kemudian dilakukan penelusuran epidemiologi di sekitar lokasi kasus pertama dengan melalui pemeriksaan tinja 19 anak sehat dan bukan kontak dari kasus yang berusia di bawah 5 tahun.
Berdasarkan keterangan pers Kemenkes pada 24 November 2022, Juru Bicara Kemenkes, dr. Syahril menyampaikan dari pemeriksaan terhadap 19 anak, didapati tiga anak positif virus polio.
Virus polio dengan cepat menyebar melalui saluran cerna, sementara masih ada masyarakat yang melakukan aktivitas BAB di sungai bukan jamban, kondisi ini membahayakan karena berpotensi terjadi penularan dengan cepat.
Vaksin Massal Sebagai Respons Kasus KLB Polio di Pidie
Dengan ditemukannya kasus polio di Pidie, Aceh ini, diadakan vaksin massal kepada seluruh anak di Provinsi Aceh.
Upaya ini terbagi ke dalam dua kegiatan, yaitu Sub PIN (Pekan Imunisasi Nasional) 1 pada tanggal 28 November 2022 di Kabupaten Pidie, lalu pada tanggal 05 Desember 2022 di Banda Aceh, Aceh Besar, Pidie Jaya, Bireun, Aceh Utara, dan Sabang.
Kemudian mulai pada tanggal 12 Desember 2022 diadakan Sub PIN 1 di Kabupaten atau Kota lainnya di Provinsi Aceh.
Selanjutnya kegiatan Sub PIN 2 dilanjutkan untuk seluruh Provinsi Aceh akan kembali mulai diadakan pada minggu ketiga dan keempat Januari 2023.
Masing-masing putaran Sub PIN dilaksanakan dalam waktu satu minggu dengan jarak minimal antar putaran adalah satu bulan.
Target cakupan anak yang diimunisasi adalah sekurang-kurangnya 95% untuk masing-masing putaran, dengan sasaran seluruh anak usia nol bulan sampai dengan 12 tahun, termasuk masyarakat pendatang dan tanpa memandang status imunisasi sebelumnya.
Baca Juga: Pakar Ingatkan Pentingnya Vaksinasi dan PHBS untuk Mencegah Polio
Capaian ini sangat penting diperhatikan karena penyakit polio sangat berbahaya bagi anak, dimana dampaknya seumur hidup dan permanen pada anak, yang menyebabkan kelumpuhan dan belum ada obatnya.
Imunisasi & PHBS Jadi Kunci Anak Indonesia Bebas Polio
Satu-satunya cara untuk mencegah terjadi kasus polio kembali terjadi adalah dengan imunisasi dan PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat).
Imunisasi polio masuk ke dalam daftar imunisasi wajib yang harus diberikan kepada seluruh anak di Indonesia.
“Kita ingatkan bahwa pencegahan polio itu hanya melalui imunisasi, jadi kuncinya jangan sampai ada anak di Indonesia yang tidak mendapatkan imunisasi rutinnya, supaya tidak ada lagi KLB polio yang terjadi di Indonesia,” jelas dr. Prima Yosephine selaku Plt. Direktur Pengelolaan Imunisasi Ditjen P2P Kemenkes dalam Konferensi Pers Pencanangan Imunisasi Polio di Provinsi Aceh yang diadakan oleh Kemenkes pada Selasa sore (29/11/2022).
Selain imunisasi, PHBS juga menjadi kunci penting agar anak Indonesia terhindar dari virus polio ini, mengingat penyebaran dapat terjadi melalui feses yang telah mengandung virus ini. Sehingga saat seseorang yang positif polio dan masih melakukan BAB di sungai, dapat berpotensi menyebar kepada anak lain yang bermain di sungai.
Kondisi ini juga terjadi di kasus polio Pidie, Aceh sehingga Jubir Kemenkes, dr. Syahril juga mengharapkan penekanan pelaksanaan PHBS.
Jangan Takut KIPI, Segera Laporkan Jika Anak Mengalaminya
Kepala Dinas Kesehatan Pidie, Aceh, dr Arika dalam kesempatan yang sama mengatakan, “Memang rata-rata menolak karena takut akan kejadian KIPI,” memberikan gambaran masyarakat di Pidie Aceh.
Banyak orangtua yang khawatir saat anaknya setelah diimunisasi malah menjadi sakit, kondisi ini disebut dengan KIPI. KIPI memiliki singkatan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi dan menjadi bentuk respons terhadap vaksinasi yang umum terjadi.
Saat anak menunjukkan terjadinya KIPI, maka orangtua diharapkan untuk tetap tenang dan tidak panik dalam mengambil keputusan, ada beberapa hal sederhana yang dapat dilakukan untuk meredakannya menurut Kemenkes, yaitu:
Baca Juga: Alasan 1 Kasus Polio di Aceh Membuat Indonesia Kembali Masuk Kategori KLB
- Membuat anak cukup beristirahat
- Memberi obat penurun panas jika diperlukan
- Upayakan anak konsumsi air putih yang cukup
- Jika ada rasa nyeri di tempat bekas suntikan, usahakan tetap digerakan dan gunakan lengan anak
- Apabila perlu, kompres bagian yang nyeri dengan kain bersih yang dibasahi air dingin
Dengan adanya KIPI, tidak seharusnya orangtua malah menjadi takut berlebih dan memilih tidak melakukan imunisasi, jika orangtua khawatir sebaiknya dibawa ke dokter seperti yang dijelaskan oleh dr. Prima Yosephine dalam kesempatan yang sama, “Kalau misalnya ada keluhan-keluhan yang terjadi setelah anak mendapatkan vaksinasi, pesan yang utama segera membawa anak ke tempat pemberian vaksin yang diberikan untuk bisa segera dilakukan pemeriksaan.”
Secara khusus bahkan dalam kasus polio di Pidie, Aceh, dikatakan oleh dr Arika bahwa tidak ada kasus KIPI yang terjadi, sehingga orangtua di Aceh tidak perlu khawatir untuk mengikuti Sub PIN ini, justru harus khawatir jika anak tidak memiliki perlindungan antibodi dalam melawan virus polio.
Surveilans Penting Untuk Deteksi Kasus Hingga Indonesia Eradikasi Polio
Dunia memiliki target untuk menghilangkan virus polio pada tahun 2024, yang disebut dengan eradikasi polio.
Pada tahun 2014, Indonesia mendapatkan sertifikat sebagai salah satu negara yang telah eradikasi polio, namun adanya kasus baru pada tahun 2018 dan saat ini maka Indonesia kembali menyandang kasus KLB.
“Mengingatkan saja, karena ini KLB jadi ada tiga hal yang harus dilakukan secara simultan oleh kita, pertama surveilans jangan berhenti, surveilans di rumah sakit, surveilans di masyarakat karena kita tetap waspada apabila kemungkinan ada kasus-kasus yang lain,” tutup dr Syahril selaku Jubir Kemenkes dalam kesempatan yang sama. (*)
Baca Juga: Sasar 1,2 Juta Anak, Vaksinasi Polio Massal Digelar di Aceh 28 November 2022