Membangun Komunitas
Rizti menyebutkan, pengalaman pahit hidup yang membuatnya memiliki sumber kekuatan untuk tetap menjalani hidup dengan penuh syukur.
Berkaca dari hal ini pula, Rizti akhirnya memutuskan untuk membentuk Komunitas Pita Merah.
Komunitas yang konsen membantu anak yatim piatu penderita HIV AIDS, ODHA maupun OHIDA untuk tetap semangat menjalani hidup.
Juga konsen terhadap berbagai permasalahan perempuan.
"Saya diberi cobaan begitu berat sekaligus anugerah tak terhingga, sehingga saya berpikir, hidup saya ini harus berguna bagi orang lain. Dari sini, saya bersama teman lainnya kemudian membentuk Komunitas Pita Merah," tutur Rizti.
Dalam komunitas Pita Merah ini, Rizti banyak menemukan kasus yang memprihatinkan lantaran banyak orang yang jauh dari perkotaan membuat minimnya informasi soal HIV/AIDS ini.
"Di Sumedang ini contohnya, saya menemukan kasus, pasangan suami istri yang mengidap HIV. Nyawa mereka tak tertolong karena minimnya informasi seputar HIV yang mereka terima."
"Mirisnya, karena minimnya informasi ini, pengidap HIV di wilayah pelosok ini menularkan penyakitnya ini kepada anak yang dilahirkannya. Padahal, penularan HIV kepada anak ini sangat bisa diminimalisasi jika saat proses kelahirannya dilakukan secara benar, misal melalui proses operasi sesar," kata Rizti.
Selain itu, banyak ditemukan kasus HIV yang banyak ditemukan bersama komunitasnya, yaitu berasal dari pasangan Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT).
Saat ini, kata Rizti, Komunitas Pita Merah yang dibentuknya ini sudah konsen di tiga daerah di Jawa Barat, diantaranya: Sumedang, juga ada di Sukabumi dan Kabupaten Indramayu.
Itulah kisah nyata penyintas HIV Aids yang temani sang suami hingga miliki komunitas.(*)