GridHEALTH.id - Meski sekarang sudah dikenal jadi pemain sepak bola yang handal, Lionel Messi ternyata sempat mengalami maslah kesehatan ini.
Siapa yang tak kenal dengan pemain sepak bola yang satu ini.
Lionel Messi cukup terkenal sejak menjadi pentolan pesepak bola asal Argentina.
Dikenal jadi pemain sepak bola yang sempurna, ternyata Lionel Messi sempat mengalami masalah kesehatan.
Sebelum masuk menjadi bagian dari tim Barcelona, ia dikabarkan sempat ditolak oleh klub sepak bola karena kelainan medis yang dialaminya.
Lahir pada 24 Juni 1987 di Rosario, Argentina, Messi yang telah bermain bola sejak kecil seolah tidak ada harapan ketika didiagnosis penyakit.
Pada umur 9 tahun, Messi dinyatakan mengidap Growth Hormone Deficiency (GHD) atau kekurangan hormon pertumbuhan.
Secara fisik, pertumbuhan Messi terhenti saat mencapai usia 11 tahun.
Pada saat itu, dirinya hanya memiliki tinggi badan 127 cm.
Tentu saja, tinggi Lionel Messi diperkirakan cukup lambat dan tidak seperti anak seusinya.
Lalu, bagaimanakah penyakit Growth Hormone Deficiency (GHD)?
Baca Juga: Inilah 5 Gaya Hidup Mencegah Risiko Kanker Prostat Terjadi, Sangat Dianjurkan
Tumbuh kembang tiap anak memang berbeda-beda, sehingga ada orangtua yang terkadang tidak sadar saat anaknya memiliki tubuh pendek.
Sampai saat ini, masih banyak orangtua yang terlalu fokus pada berat tubuh anak sebagai indikator pertumbuhan anak.
Memiliki tubuh pendek ini bukan hanya karena masalah nutrisi (stunting) saja.
Orangtua juga perlu tahu dengan Growth Hormone Deficiency (GHD) ini, ketika tubuh anak tidak menghasilkan hormon pertumbukan dalam jumlah yang cukup.
Padahal, pertumbuhan inilah yang nantinya membantu anak tumbuh jadi tinggi.
Kondisi ini juga merupakan gejala dari beberapa penyakit genetik, termasuk sindrom Turner dan sindrom Prader-Willi.
Kekurangan hormon pertumbuhan adalah kondisi yang biasanya merupakan kondisi bawaan lahir.
Gejala GHD
Anak-anak dengan GHD biasanya akan lebih pendek dari teman sebayanya dan memiliki wajah yang lebih muda dan bulat.
Mereka mungkin juga gemuk di sekitar perut, meskipun proporsi tubuh mereka normal.
Jika GHD berkembang di kemudian hari dalam kehidupan seorang anak, seperti akibat cedera otak atau tumor, gejala utamanya adalah pubertas yang tertunda.
Baca Juga: Fakta Kopi Menghambat Pertumbuhan Remaja yang Menyukainya, Simak Baik-baik
Dalam beberapa kasus, perkembangan seksual dapat terhenti.
Orang dengan kadar hormon pertumbuhan rendah mungkin merasa lelah dan kekurangan stamina.
Mereka mungkin mengalami sensitivitas terhadap suhu panas atau dingin.
Menangani GHD pada anak
Berbeda dari stunting yang bisa diatasi dengan memberikan makanan bernutrisi.
Hormon pertumbuhan tidak bisa distimulasi dan ditingkatkan dengan memberikan makanan atau nutrisi.
Salah satu cara penangannya adalah dengan memberikan hormon pertumbuhan dari luar lewat terapi.
Terapi ini biasanya dilakukan saat anak berusia tiga tahun sampai memasuki masa puber.
Semakin dini pengobatan dimulai, semakin besar kemungkinan seorang anak akan memiliki tinggi badan orang dewasa yang normal sesuai dengan pola keluarganya.
Sayangnya, tidak semua anak merespons pengobatan hormon pertumbuhan dengan baik.(*)
Baca Juga: Nutrisi dan Vitamin Ibu Hamil Untuk Membentuk Kesehatan Tulang si Kecil