Find Us On Social Media :

Kisah Para Penyintas HIV di Indonesia, Berjuang Melawan Diskriminasi Masyarakat

Kisah nyata penyintas HIV/AIDS yang mendapatkan stigma buruk dari masyarakat

Sama dengan yang lain, Dina juga merasa sendiri saat harus menerima sakit yang diidapnya sejak 15 tahun lalu.

Sama dengan Hages, Dina tertular dari mendiang suaminya yang pengguna Napza suntik (Penasun).

Dina juga jadi salah satu orang yang mendapatkan diskriminasi dari keluarga sendiri.

Namun, dengan dukungan teman dan berjuang untuk anaklah yang membuat Dina kembali bangkit untuk sembuhkan sakitnya.

Baca Juga: Kisah Perjuangan Bunga Penyintas HIV, Berhasil Melawan Ganasnya Virus

"Sempat saya dikucilkan, disendirikan gitu di tempat yang berbeda," keterangannya.

Topit (29)

Dia sudah terinfeksi HIV sejak tahun 2017.

"Saya rasa semua orang yang mengalami, yang baru mengetahui status HIV nya positif pasti yang mengalami fase syok," ujar Topit.

Topit mengetahui dirinya terinfeksi HIV ini setelah dokter melihat hasil rotgen paru-parunya yang cukup parah.

Bagi dirinya, Topit meyakini jika pengidap HIV juga memiliki hak yang sama seperti orang lain.

Setelah menjalani pengobatan untuk sembuhkan paru-parunya, Topit juga tetap semangat sembuhkan HIV nya.

Semua orang dengan kisah nyata penyintas HIV/AIDS ini memberikan semangat untuk para pengidap.

Bahkan, mereka tak lupa mengingatkan agar tak putus mengonsumsi obat ARV.(*)

Baca Juga: Kisah Sosok Ayu Oktariani yang Berjuang untuk Menghadapi HIV/AIDS