Find Us On Social Media :

Fakta Puasa Intermiten jika Rutin Dilakukan Penyintas Diabetes Tipe 2, Setelah 3 Bulan Membaik

Puasa intermiten yang dilakukan penyandang diabetes tipe 2 dapat meningkatkan sensitivitas insulin.

GridHEALTH.id - Penyakit diabetes yang berlangsung seumur hidup, terbagi menjadi dua yakni diabetes tipe 1 dan tipe 2.

Angka kejadian diabetes tipe 2 terbilang cukup banyak dan tidak hanya terjadi pada orang dewasa saja, tapi juga usia muda.

Menurut International Diabetes Foundation (IDF), sebanyak 90% dari seluruh penyandang diabetes di dunia didiagnosis tipe tersebut.

Faktor Risiko Diabetes Tipe 2

Diabetes tipe 2 terjadi saat tubuh mengubah gula dari makanan menjadi energi. Lama-kelamaan, terjadi penumpukan di dalam darah dan mengakibatkan gula darah tinggi.

Ketidakmampuan tubuh untuk mengubah gula menjadi energi, disebabkan pankreas tidak memproduksi insulin yang cukup dan respons sel-sel yang buruk terhadap insulin.

Baca Juga: Jenis Makanan Kaya Gizi yang Wajib Dipantang Penyintas Asam Urat

Melansir Mayo Clinic, ada beberapa faktor risiko yang membuat penyakit metabolisme ini berisiko terjadi, di antaranya:

1. Berat badan berlebihan (obesitas)

2. Lemak yang menumpuk di perut dan tidak menyebar ke bagian tubuh lain seperti pinggang atau paha

3. Kurang gerak

4. Riwayat dalam keluarga

5. Usia lebih dari 35 tahun.

 Baca Juga: Risiko Diabetes Sebabkan Kaki Bengkak Parah, Simak 8 Cara Mengobatinya

Selain itu, ada juga kondisi prediabetes yakni saat gula darah tinggi tapi tidak bisa dikualifikasi sebagai diabetes ataupun sindrom polikistik ovarium (PCOS).

Efek Puasa Intermiten Penyintas Diabetes Tipe 2

Puasa intermiten mengharuskan orang untuk tidak makan dalam jangka waktu tertentu. 

Disebutkan bahwa puasa intermiten dapat membantu menurunkan kadar gula darah tinggi, terutama pada penyandang diabetes tipe 2.

Mengutip laman Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia (07/12/2022), puasa intermiten berefek pada pengurangan resistensi insulin dengan mengurangi adipositas.

Pasalnya selama berpuasa, asupan kalori yang diterima oleh tubuh berkurang dan ini menyebabkan pemrograman ulang metabolik.

Baca Juga: Kasus Bayi Meninggal Usai Minum Susu Formula di Surabaya, Polisi Tahan MR

Selain itu, berkurangnya asupan kalori juga meningkatkan healthier aging dan pada saat yang bersamaan mengurangi risiko penyakit kronis.

Sehingga, sensitivitas insulin diperbaiki dan tubuh lebih mudah mengubah gula menjadi energi.

Penelitian terkait efek puasa intermiten dalam menurunkan gula darah diabetes tipe 2, belum lama ini pada 14 Desember 2022, diterbitkan di The Journal of Clinical Endocrinology and Metabolism.

Dari penelitian tersebut, sebanyak 47,2% penyandang diabetes kondisinya membaik setelah menjalani puasa intermiten selama 3 bulan.

Meski bermanfaat, bagi beberapa orang cara ini justru menimbulkan efek samping yang kurang mengenakan. Misalnya badan gemetar, mual, lesu, dan jantung yang berdebar.

Bahkan, ada risiko hiperglikemia yakni kadar gula darah yang sangat tinggi karena makanan yang dikonsumsi setelah puasa dan ini berbahaya.

Sehingga penyandang diabetes yang akan coba melakukannya, perlu berkonsultasi dulu dengan dokter, tentukan jangka waktu puasa yang tepat (8 atau 16 jam), konsumsi makanan sehat, dan berhenti melakukannya saat muncul efek samping. (*)

Baca Juga: 5 Tanaman Herbal untuk Diabetes, Berkhasiat Menurunkan Gula Darah