Find Us On Social Media :

Covid-19 BF.7 Sudah 15 Kasus di Indonesia, Alahamdulillah Tak Ada Tanda Lonjakan

Kasus BF.7, dua pasien berasal dari Jakarta.

“BA.5 di kita sudah lewat siklusnya. Yang BA.2.75 sudah lewat, tinggal BF.7,” jelasnya.

Juru Bicara Kemenkes Siti Nadia Tarmizi, menjelaskan tidak ada tanda-tanda varian baru ini akan menyebabkan lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia.

Menurutnya, hingga saat ini varian Covid-19 yang mendominasi masih sama dengan dua bulan yang lalu.

"Kita tidak terlalu khawatir karena varian yang mendominasi sejak Oktober 2022 adalah XBB. Belum ada tanda peningkatan BF.7," ujar Nadia, dikutip dari Antara News, Kamis (29/12/2022).

Data terbaru menunjukkan terdapat penambahan kasus sebanyak 685 orang, dengan jumlah pasien yang sembuh sekitar 1.437 orang, dan 9 kematian.

Meski dikatakan Covid-19 BF.7 belum memicu lonjakan, tapi tidak ada salahnya untuk mengetahui gejala khasnya sebagai bentuk kehati-hatian.

Dilansir dari GridHEALTH.id (21/12/2022), hiposmia merupakan gejala Covid-19 BF.7 yang khas.

Kondisi tersebut menyebabkan orang yang terinfeksi mengalami gangguan pada indera penciumannya, sehingga sulit mengenali bau.

Dari hiposmia, seseorang kemudian bisa mengalami anosmia yakni kemampuan indera penciuman yang hilang total.

Selain itu, gejala yang ditimbulkan tak jauh berbeda dengan varian yang lainnya yakni demam, batuk, sakit tenggorokan, pilek, dan kelelahan.

Ada juga gejala yang berkaitan dengan pencernaan, yakni muntah-muntah dan diare. (*)

Baca Juga: Rekam Jejak Indonesia Hadapi Pandemi yang Abstrak Diabadikan dalam Buku Covid-19