Infeksi, kecemasan, dan stres juga sangat mempengaruhi kondisi ini, karena beberapa saraf di usus terhubung dengan otak, sehingga masalah emosional dapat mempengaruhi cara kerja usus besar.
Tidak seperti penyakit radang usus, IBS ini tidak membawa risiko kerusakan permanen.
Cara Mencegah Iritasi Usus
Untuk mencegah iritasi usus pada anak, ada baiknya diobati dengan konsumsi banyak serat, jika anak disertai gejala sembelit, maka dapat diberikan obat pencahar dengan memperhatikan aturan pakai, lalu biasakan waktu yang tepat untuk mengosongkan usus secara teratur.
Perubahan gaya hidup yang berkaitan dengan kemunculan stres, juga bisa dilakukan sebagai pencegahan iritasi usus, caranya dengan melatih anak mengelola tekanan sehari-hari di sekolah, pastikan anak cukup tidur dan berolahraga, juga bisa dengan latihan pernapasan.
Obat yang biasa diberikan oleh dokter saat mengalami iritasi usus, selain obat pencahar adalah obat untuk sembelit atau kram, sertai antidepresan jika diperlukan dan harus dengan resep dokter.
Kapan Harus ke Dokter?
Melansir dari laman Healthline, orangtua perlu segera membawa anak ke dokter, jika anak mengalami sakit perut berlebih yang disertai dengan:
- Sakit parah, konstan atau intermiten
- Ada darah dalam tinja atau muntahan
- Muntah berwarna hijau
- Tanda-tanda anafilaksis (bengkak, gatal-gatal, atau pusing)
- Nyeri di bagian kanan bawah (kemungkinan radang usus buntu)
- Anak hanya merasakan rasa sakit dan tidak bisa fokus dengan hal lainnya
- Muncul tanda infeksi (demam atau menggigil). (*)
Baca Juga: Berapa Lama Polip Kanker Usus Akan Menjadi Ganas? Simak Pengobatan yang Tepat Untuk Dilakukan