Find Us On Social Media :

ART di Jakarta Pusat Aborsi Bayi dengan Minum Obat, Ketahui Risikonya!

Risiko melakukan aborsi bagi reproduksi wanita.

GridHEALTH.id - Praktik menggugurkan kandungan alias aborsi ilegal masih marak dilakukan, meskipun melanggar hukum dan dapat membahayakan kesehatan.

Seperti yang baru-baru ini dilakukan oleh seorang asisten rumah tangga (ART) di wilayah Cempaka Putih, Jakarta Pusat.

Gugurkan Kandungan dengan Minum Obat

Seorang ART berinisial N, diamankan oleh pihak kepolisian karena melakukan aborsi dengan cara meminum obat yang dibelinya secara online.

Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Komarudin mengatakan, tindakan ini dilakukan oleh N dalam kamar mandi di rumah tempat dirinya bekerja.

"Pada tanggal 8 Januari 2023, sekitar pukul 03.00 WIB, tersangka N melakukan upaya aborsi dengan meminum ramuan ataupun obat," ujarnya dikutip dari Tribun Tangerang, Kamis (12/1/2023).

Baca Juga: Kisah Perjuangan Mahasiswa UNY Jadi Viral, Terungkap Kehidupan Riska yang Penuh Pelik Demi Kuliah dan Meninggal Dunia karena Sakit yang Diidapnya

Diketahui, setelah mengonsumsi obat tersebut N merasakan perutnya mulas dan bayi melahirkan bayi yang ada di kandungannya.

Pada saat dilahirkan, bayi tersebut masih dalam kondisi bernyawa. Lantaran panik, ia meletakkan bayinya di lantai dan menyiram dengan air yang sudah ditampung di ember.

Aksi ART lakukan aborsi ini terbongkar, setelah seorang pemulung mendapati ada kepala bayi yang muncul dari dalam plastik sampah.

Setelah menerima laporan, polisi melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan dari situlah praktik menggugurkan kandungan ini diketahui.

"Barulah diketahui bahwa tersangka merupakan ART yang bekerja di rumah tersebut dan baru bekerja selama dua minggu, dengan penampilan yang terlihat bahwa tersangka sudah hamil," jelasnya.

Baca Juga: Kenali Tipe Wanita yang Rentan Alami Keguguran dan Cara Mencegahnya

Risiko Wanita yang Melakukan Aborsi

Menurut NHS, aborsi adalah proses untuk mengakhiri kehamilan, yang dilakukan dengan minum obat atau melalui prosedur pembedahan.

Proses ini hanya bisa dilakukan di rumah sakit, didampingi tenaga medis yang memang sudah terlisensi. 

Risiko aborsi bagi wanita tergantung pada metode yang dijalaninya, menggunakan obat atau pembedahan.

* Efek penggunaan obat aborsi

Risiko utama dari penggunaan obat aborsi yang dilakukan saat usia kandungan di bawah 14 minggu, yakni terdapat sisa kehamilan yang masih tertinggal di rahim sehingga butuh dilakukan prosedur lain.

Wanita yang melakukan tindakan ini juga berisiko mengalami pendarahan hebat dan kerusakan pada rahim atau sepsis.

Baca Juga: Aneka Warna Lidah yang Wajib Diketahui, Deteksi Penyakit dan Kondisi Kesehatan

Selain ada risiko bagian kehamilan yang tertinggal dalam rahim, minum obat aborsi saat usia kandungan lebih dari 14 minggu juga akan menyebabkan infeksi.

Infeksi atau cedera tersebut, biasanya ditemukan terjadi pada rahim wanita.

* Efek bedah aborsi

Risikonya sebenarnya hampir sama dengan yang dilakukan menggunakan obat penggugur kandungan.

Bedanya, infeksi atau cedera tidak terjadi di rahim melainkan pintu masuknya yaitu serviks.

Tak hanya itu, ada beberapa risiko yang berpotensi terjadi pada kondisi reproduksi wanita ke depannya. Salah satunya yang berkaitan dengan kesuburan, akibat infeksi rahim yang tidak ditangani dengan cepat.

Infeksi bisa menyebar ke saluran tuba dan ovarium, yang dikenal dengan penyakit radang panggul (PID). Ini dapat meningkatkan risiko kemandulan atau kehamilan etopik, sel telur berada di luar rahim.

Akan tetapi, sebagian besar infeksi dapat diobati sebelum mencapai tahap tersebut. (*)

Baca Juga: Perawatan yang Dilakukan Setelah Keguguran Usia Kehamilan 6 Minggu