Minyak jelantah juga berpotensi menjadi tempat berkembang biaknya jenis bakteri seperti clostridium botulinium, bakteri penyebab penyakit dalam tubuh.
Bahaya Minyak Jelantah Bagi Kesehatan
Dilansir dari laman yankes.kemkes.go.id, disebutkan bahwa penggunaan minyak goreng lebih dari dua kali pemakaian akan memengaruhi perubahan viskositas dari minyak goreng.
Dua ancaman terbesar dari konsumsi minyak jelantah berlebihan adalah tekanan darah dan kolesterol yang dapat meningkat tinggi.
Bahaya minyak jelantah bagi kesehatan juga berisiko membuat tubuh rentan terkena infeksi bakteri, akibat ada bakteri clostridium botulinium yang memakan partikel dan remah-remah sisa gorengan yang ada di wajan atau minyak.
Organ tubuh lainnya yang juga ikut merasakan dampak bahaya minyak jelantah bagi kesehatan adalah usus halus, pembuluh darah, dan jantung karena adanya deposisi sel lemak yang terjadi di dalamnya.
Tubuh Butuh Lemak, Namun Perhatikan Jenis dan Kadarnya yang Baik
Dalam acara temu media yang diadakan oleh Kemenkes terkait Hari Gizi Nasional 2023 pada Jumat (20/01/2023), beberapa pakar memberikan tanggapannya terkait konsumsi nasi minyak viral ini.
Prof. DR. Ir. Hardinsyah, MS selaku ahli gizi Universitas IPB memberikan tanggapan serta penjelasannya terkait nasi minyak ini, “Minyak yang digunakan apa? Buat orang yang memang membutuhkan supaya respons gula darahnya tidak terlalu cepat, memang makan nasi tadi perlu diberi protein atau perlu diberi minyak yang bagus, selagi tidak berlebihan,
Jadi, pertama jangan berlebihan cara makannya, kemudian jenis lemaknya yang ditambahkan, bukan berarti kemudian nasi dituangin minyak jelantah ya. Batasi jumlahnya, saya tidak menyalahkan, kecuali cara membuatnya yang ga bener, kemudian cara makannya yang ga bener.”
Prof. Hardin lebih lanjut menyebutkan salah satu jenis makanan minyak berlemak yang baik adalah nasi uduk, karena berasal dari lemak santan dan cara masaknya yang dikukus.
Sedangkan untuk konsumsi gula, garam, dan lemak (GGL) setiap orang sudah ada ketentuannya, di mana seperti yang disampaikan oleh Ketua Umum DPP PERSAGI (Persatuan Ahli Gizi Indonesia), Rudatin, SSt, MK, SKM, MSi konsumsi GGL harian pada orang dewasa sehat adalah 4sdm gula, 1sdm garam, dan 5sdm lemak untuk akumulasi total dari berbagai sumber makanan.
Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk lebih berhati-hati dalam mengonsumsi nasi minyak dan memahami batasan konsumsinya, agar tidak terjadi komplikasi kesehatan lebih lanjut. (*)
Baca Juga: Minyak Goreng Sudah 2 Kali Digunakan Menjadi Limbah B3, Bahayakan Kesehatan juga Lingkungan