Find Us On Social Media :

Diabetes Terasa Parah di Tangan dan Kaki, Jadi Tanda Kerusakan Saraf

Kerusakan saraf bentuk dari komplikasi diabetes, ini sebabkan diabetes parah di tangan dan kaki. Berikut ini cara manajemen penyakitnya.

GridHEALTH.id – Penyakit tidak menular diabetes masih menjadi salah satu penyakit dengan angka kematian yang tinggi, karena memerlukan pengobatan yang panjang.

Diabetes yang tidak dijaga dengan baik sangat mungkin mengalami komplikasi kerusakan saraf serius yang dikenal dengan neuropati diabetik, kondisi ini yang menyebabkan diabetes terasa parah di tangan dan kaki.

Simak berikut ini cara mencegah dan manajemen penyakit diabetes untuk terhindar dari kerusakan saraf. Ketahui juga kapan harus ke dokter jika diabetes terasa parah di tangan dan kaki.

Apa Itu Diabetes?

Diabetes adalah kondisi saat seseorang memiliki kadar gula darah (glukosa) yang tinggi dan dapat melukai saraf di seluruh tubuh jika gula darah tinggi dalam waktu yang lama.

Ada beberapa faktor risiko yang semakin memicu kerusakan saraf, seperti:

- Kadar gula darah yang sulit diatur

- Menderita diabetes dalam waktu yang lama, terutama jika gula darah selalu tinggi.

- Kelebihan berat badan hingga obesitas

- Usia lebih dari 40 tahun

- Memiliki tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi.

Diabetes Terasa Parah di Tangan dan Kaki

Diabetes terasa parah di tangan dan kaki bisa jadi penyebab dari munculnya kondisi neuropati diabetik.

Baca Juga: 3 Makanan Favorit Sarapan yang Dipercaya Sehat, Faktanya Berisiko Timbulkan Penyakit Jantung juga Diabetes

Neuropati diabetik adalah jenis kerusakan saraf yang dapat terjadi jika seseorang mengalami diabetes. Ini merupakan bentuk komplikasi diabetes serius, memengaruhi 50% penderitanya.

Paling sering kondisi ini merusak saraf di tungkai dan kaki, dengan gejala yang beragam tergantung pada saraf yang terkena.

Saraf memiliki peranan penting dalam mengirim pesan ke berbagai bagian tubuh, sehingga saat saraf rusak dapat menyebabkan gangguan kesehatan, mulai dari mati rasa ringan hingga nyeri yang membuat sulit untuk melakukan aktivitas normal.

Beberapa gejala neuropati diabetik adalah nyeri dan mati rasa di tungkai, kaki, dan tangan. Hingga menyebabkan masalah pada sistem pencernaan, saluran kemih, pembuluh darah, dan jantung.

Bagi beberapa orang gejala neuropati diabetik bisa terasa ringan, namun ada juga yang bisa terasa sangat menyakitkan dan melumpuhkan.

Ada empat jenis dari neuropatik diabetes, mulai dari neuropati perifer, otonom, proksimal, dan fokal (mononeuropati).

Cara Mencegah Diabetes

Diabetes maupun neuropatik diabetik dapat dicegah atau diperlambat perkembangannya dengan manajemen gula darah yang konsisten dan gaya hidup sehat.

Mengelola gula darah menjadi penting dari rencana perawatan diabetes, tidak hanya membantu menjaga kesehatan sehari-hari tetapi juga bantu cegah masalah kesehatan yang serius di kemudian hari.

Beberapa cara mencegah kerusakan saraf diabetes, yang dapat membantu mengurangi keparahan di tangan dan kaki, yaitu:

- Pertahankan tekanan darah di bawah 140/90 mmHg atau sesuai target yang ditetapkan dokter

- Lakukan aktivitas fisik secara teratur

Baca Juga: Rutin Minum Air Mineral Bisa Cegah Diabetes, Mitos atau Fakta?

- Menurunkan berat badan jika kelebihan berat badan

- Batasi konsumsi alkohol

- Berhenti merokok dan jangan mulai mencoba rokok

- Terapkan cara makan yang sehat

- Konsumsi obat yang diresepkan dokter.

Kapan Harus ke Dokter?

Segera kunjungi dokter dan jangan dibiarkan begitu saja jika mengalami:

- Luka di kaki yang terinfeksi atau tidak sembuh

- Rasa terbakar, kesemutan, lemas, atau nyeri pada tangan atau kaki yang mengganggu aktivitas sehari-hari atau tidur

- Perubahan fungsi pencernaan, buang air kecil, atau fungsi seksual

- Pusing dan pingsan.

Melansir dari The American Diabetes Association (ADA) yang dijelaskan oleh Mayo Clinic, disebutkan rekomendasi skrining untuk neuropati diabetik dimulai segera setelah didiagnosis diabetes tipe 2 atau lima tahun setelah diagnosis dengan diabetes tipe 1. Setelah itu, skrining dianjurkan setahun sekali. (*)

Baca Juga: Selain Idap Diabetes hingga Diamputasi, Suti Karno Mengaku Lakukan Operasi Bisul dan Mendapatkan 39 Jahitan