GridHEALTH.id - Kita sepakat jika darah tinggi alias hipertensi adalah penyakir kronis yang mematikan, malah mendapat julukan the sillent killer.
Kita semua pun tentu sepakat, obat kumur penting bagi kesehatan mulut kita, jika digunakan dengan bijak dan tepat memilih obat kukur yang baik.
Tapi apakah kita tahu, obat kumur bisa menyebabkan penggunannya mengalami darah tinggi, atau lebih tepatnya tekanan darah tinggi.
Bahkan diketahui pula ada efek lainnya, yaitu penyakit jantung koroner, gagal jantung, stroke dan berbagai masalah kesehatan lain.
Untuk mengetahui kebenaran hal tersebut, bisa kita lihat dari studi di jurnal Free Radical Biology and Medicine, yang menyebutkan penggunaan obat kukur dua kali sehari bisa meningkatkan tekanan darah hingga 3,5 milimetes of mercury (mmHg).
Baca Juga: Tahun Ini Teknologi AI Menjadi Alat Bantu Medis, Bisa Digunakan Oleh Biasa Melalui Layar Ponsel
Nah, karena peningkatan tekanan darah itu maka memicu masalah kesehatan kronis lainnya, seperti yang disebutkan di atas, penyakit jantung koroner, gagal jantung, stroke dan berbagai masalah kesehatan lain.
Zat Kimia Obat Kumur
Menurut para peneliti dari Queen Mary University of London, dilansir dari Kompas.com (1/02/2014), yang melakukan studi tersebut, kandungan kimia dalam antiseptik dalam obat kumur membunuh bakteri baik yang berperan dalam relaksasi pembuluh darah.
Akibatnya, rutin menggunakan obat kumur antiseptik berisiko meningkatkan tekanan darah.
Dalam penelitiannya, tim peneliti yang dipimpinan Amrita Ahluwalia, meneliti efek obat kumur dengan mengukur tekanan darah 19 responden sehat selama dua minggu.
Selama riset yang berlangsung dua periode, yakni tujuh hari kontrol lalu diikuti tujuh hari perlakuan dengan antiseptik pencuci mulut, peneliti mencatat kapasitas penurunan nitrat dan kadar nitrit dalam rongga mulut. Itu terjadi dalam tiap periode riset.
Baca Juga: Nyeri Sendi Saat Bangun Pagi? Ini 5 Penyebab dan Cara Mengatasinya
Kondisi tersebut diduga karena tekanan darah berhubungan dengan kandungan chlorhexidine, yaitu antiseptik yang mengatasi gangguan gusi (gingivitis) dan masalah rongga mulut lainnya.Hasilnya, pencuci mulut mengkonversi bakteri dari nitrit menjadi nitrat.
Hal ini bisa dilihat melalui plasma nitrat yang terus menurun.
Menurunnya kadar plasma nitrat berhubungan dengan meningkatnya tekanan darah, dibuktikan dengan peningkatan tekanan darah responden, yang berkisar 2 hingga 3,5 mmHg, setelah dua kali menggunakan obat kumur dalam sehari.
Disebabkan Berkurngnya Jumlah Bakteri
Intinya para peneliti yakin, peningkatan tekanan darah berhubungan dengan berkurangnya jumlah bakteri baik dalam rongga oral. Bakteri baik menentukan kadar plasma nitrat hingga mengendalikan tekanan darah.
Baca Juga: Apakah Vaksin HPV Tetap Efektif untuk Orang yang Sudah Aktif Secara Seksual? Ini Kata Ahli
“Membunuh semua bakteri tiap harinya sangat berbahaya. Sedikit peningkatan dalam pembuluh darah berefek besar pada kematian dan kecacatan akibat penyakit jantung dan stroke,” kata Ahluwalia.Dia juga menambahkan, riset ini tidak menganjurkan orang untuk berhenti menggunakan antiseptik pencuci mulut jika menderita infeksi gigi atau gusi.
Tapi alangkah baiknya tidak semua orang menggunakan antiseptik pencuci mulut, tanpa alasan yang jelas.
Ada Obat Kumur yang Aman
Selain itu ditegaskan, temuan ini tidak berlaku untuk semua obat kukur, karena tidak semuanya mengandung chlorhexidine.
Hanya saja kita harus hati-hati, sebab obat kukur umumnya bisa menyebabkan bahaya yang sama lantaran mengganggu keseimbangan bakteri di rongga mulut.
Baca Juga: Cegah Kanker Serviks, Vaksin HPV Bisa Diberikan Pada Anak Perempuan dan Laki-laki Sejak Kelas 5 SD
Karenanya di Amerika penggunaan obat kumur oleh masyarakat diperhatikan betul. Asosiasi Dental Amerika tidak merekomendasikan penggunaan pencuci mulut tanpa saran dari dokter gigi.
Penting diperhatikan, menurut National Heart, Lung, and Blood Institute, peningkatan tekanan darah sebesar dua poin bisa memperbesar risiko kematian akibat stroke hingga 10 persen, dan penyakit jantung hingga tujuh persen.Hipertensi juga bisa terjadi tanpa menunjukkan gejala apa pun.
Hal ini terbukti dengan fakta bahwa satu dari tiga orang dewasa yang mengalami hipertensi di Amerika tidak menunjukkan gejala apapun.Hipertensi yang tidak membaik, bisa membahayakan tubuh dan mempengaruhi bagaimana darah terdesak hingga dinding arteri saat jantung memompanya.
Faktor risiko yang mempengaruhi hipertensi antara lain usia, sejarah keluarga, kelebihan berat badan, obesitas, serta fisik yang kurang aktif.(*)
Baca Juga: Aturan Pengendalian Tembakau Tak Kunjung Selesai, Apa Faedahnya?