Kejadian nahas ini kemudian dibawa oleh Becca Barlow ke pengadilan. Pengacara pihak chiropractor, orang yang melakukan chiropractic, mengatakan bahwa stroke hanya terjadi karena kondisi bawaan atau cedera sebelum pengobatan.
Akan tetapi, hakim menolak pembelaan tersebut dan akhirnya Barlow mendapatkan kompensasi sebesar USD 1,3 Juta untuk rasa sakit yang dirasakannya dan pengobatan yang dijalaninya.
Risiko Chiropractic yang Tak Boleh Diabaikan
Pengobatan chiropractic adalah prosedur yang dilakukan oleh spesialis terlatih menggunakan tangan atau alat kecil, untuk memberikan kekuatan tiba-tiba yang terkontrol ke sendi atau tulang.
Tujuan dari dilakukannya prosedur ini yakni untuk memperbaiki gerakan tulang belakang dan meningkatkan fungsi fisik tubuh.
Biasanya, dilakukan saat seseorang mengalami nyeri punggung belakang, sakit kepala dan leher.
Baca Juga: 3 Jenis Makanan Penyebab Asam Urat Tinggi, Hindari Mulai Sekarang!
Melansir Mayo Clinic, meski cenderung aman dan komplikasi jarang terjadi, tapi risiko-risiko berikut juga tak boleh diabaikan.
1. Disk hernia atau memburuknya herniasi disk yang ada sebelumnya.
2. Kompresi saraf di tulang belakang bagian bawah.
3. Mengalami jenis stroke tertentu, pasca chiropraktik leher.
Perlu diingat, tak semua orang bisa melakukan prosedur pengobatan ini. Ada beberapa kondisi yang tidak disarankan menjalani chiropractic.
Di antaranya orang yang mengalami osteoporosis parah, kehilangan kekuatan atau mati rasa di lengan maupun kaki, ada kanker di tulang belakang, risiko stroke, atau mengalami kelainan pada tulang leher atas. (*)