Baca Juga: Terasa Pusing Saat Puasa di Awal Ramadan, Begini Cara Mengatasinya dengan Mudah
Sakit Kepala Bisa Jadi Tanda Kondisi Serius
Dalam kesempatan itu, dokter Zicky menjelaskan bahwa sakit kepala dapat dibagi menjadi dua kategori, yakni primer dan sekunder.
Sakit kepala primer memiliki tingkat keparahannya yang ringan dan cenderung tidak membahayakan orang yang mengalaminya.
Misalnya migrain atau sakit kepala sebelah, ketegangan, atau jenis sakit kepala kluster.
“Tapi kalau sakit kepala sekunder itu bahaya, kenapa? Karena (bisa) terjadinya akibat pendarahan otak, tumor otak, hingga meningitis,” jelasnya.
Lantas, bagaimana cara mengetahui sakit kepala yang dirasakan perlu segera mendapatkan penanganan dokter?
Sakit kepala harus diwaspadai jika rasa sakitnya terus bertambah, meskipun sudah mengonsumsi obat over the counter (obat dijual bebas tanpa resep).
Kemudian, perhatikan juga frekuensi dari terjadinya keluhan ini. Jika semakin sering, maka tak boleh diremehkan.
Baca Juga: Sering Pusing Bisa Jadi Darah Rendah, 3 Obat Alami Ini Bisa Membantu Redakan Efek Sampingnya
“Dilihat frekuensinya, makin sering, kemudian makin berat, nggak mempan pakai obat, mengganggu aktivitas, dan membuat nggak produktif,” ujarnya.
“Berarti ada sesuatu, bukan sakit kepala (ringan). Misal biasanya pakai obat bisa (reda), sekarang nggak mempan, bukan berarti ganti obat. Itu artinya ada sesuatu,” pungkasnya.
Bisa disimpulkan bahwa pusing dan sakit kepala adalah dua hal berbeda.
Jika merasakan gangguan kesehatan pada kepala yang sudah sangat mengganggu, jangan ragu untuk periksa ke dokter. (*)
Baca Juga: Gangguan Saraf di Usia Produktif, Jangan Remehkan Sakit Kepala!