GridHealth.id - Ginjal adalah organ tubuh manusia yang berjumlah dua dan berbentuk seperti kacang.
Fungsi ginjal sendiri adalah untuk menyaring darah dan cairan lainnya.
Ginjal menyaring sekitar 200 liter cairan setiap harinya, selama proses ini ginjal akan membuang limbah yang keluar dari tubuh sebagai urin.
Lalu ginjal juga membantu menyeimbangkan cairan tubuh dan elektrolit (mineral penting berupa natrium dan kalium).
Ada berbagai fungsi ginjal yang baik untuk tubuh, seperti mengeluarkan toksin dan sisa metabolisme tubuh melalui urine.
Lalu menjaga keseimbangan elektrolit dan cairan tubuh dan membuat hormon yang mengatur tekanan darah.
Baca Juga: Cara Mengobati Penyakit Ginjal Stadium Awal yang Aman dan Benar
Selain itu ginjal juga berfungsi untuk menghasilkan vitamin D bentuk aktif yang menjaga agar tulang kuat dan sehat.
Serta membuat hormon eritropoietin untuk pembentukan sel darah merah (eritrosit).
Gangguan Fungsi Ginjal
Jenis gangguan fungsi ginjal dibagi menjadi dua, yaitu gangguan ginjal akut dan gangguan kronik, atau Penyakit Ginjal Kronik (PGK).
"Gangguan ginjal akut atau mendadak itu hitungannya jam ataupun hari (terjadinya), dan pada umumnya dia pulih, bisa menjadi normal atau mendekati normal.
Tetapi pada penyakit ginjal kronik, ini berlangsung sudah lama, lebih dari tiga bulan fungsi ginjalnya akan turun seiring berjalannya dengan waktu.
Dan kalau tidak diobati bisa masuk ke dalam gagal ginjal," ujar Dr. dr. Aida Lydia SpPD-KGH selaku Ketua umum Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI) dalam media diskusi secara daring.
Penyakit Ginjal Kronik (PGK)
Mengenal lebih jauh, PGK sendiri merupakan gangguan ginjal yang bila tidak ditaasi bisa semakin berat, yaitu menjadi gagal ginjak.
Pada kondisi gagal ginjal, ginjal tidak lagi berfungsi sehingga perlu digantikan dengan terapi pengganti ginjal.
Cara diagnosis PGK adalah dengan pemeriksaan darah, ureum dan kreatinin.
Lalu pemeriksaan urin, dan juga USG atau CT Scan sesuai dengan indikasi yang muncul.
Gejala dan Tanda PGK
Pada umumnya, mayoritas PGK tidak bergejala terutama jika masih tahap ringan.
Akan tetapi gejala bisa muncul jika PGK sudah semakin parah dan tidak diatasi dengan baik.
Seperti kaki bengkak, hipertensi atau tekanan darah tinggi, mudah lelah, hingga sesak napas, lalu di kasus parah ada gangguan kesadaran atau kejang.
Lalu dalam jangka panjang, dokter juga harus merawat komplikasi yang disebabkan oleh penyakit ginjal.
Terapi gagal ginjal
Jika pasien sudah masuk ke tahap gagal ginjal, maka ada Terapi Pengganti Ginjal.
Baca Juga: Dikaitkan dengan Kasus Gagal Ginjal Akut Baru, Hasil Uji Lab BPOM Praxion Aman
Pertama ada Peritoneal Dialysis, kedua ada transplantasi ginjal atau cangkok ginjal, dan yang ketiga ada Hemodialysis (HD).
Ada baiknya, perencanaan terapi mulai dibicarakan saat pasien sudah dekat dengan diagnosis gagal ginjal.
Jangan menunggu gagal ginjal terlebih dahulu baru dipikirkan terapi yang tepat.
Dalam kasus di Indonesia, banyak yang memilih terapi transplantasi ginjal jika memang biaya memungkinkan.
Sebab metode tersebut dianggap 'lebih cepat' untuk dilakukan.
Akan tetapi banyak yang lupa bahwa transplantasi ginjal berarti kita membutuhkan pendonor untuk memberikan ginjalnya.
Selain itu, setelah transplantasi ginjal pun tidak seolah-olah semua masalah selesai.
Ada beberapa hal yang perlu dijalani seperti minum obat untuk mencegah reaksi penolakan tubuh, lalu displin pola hidup dan minum obat.
Terlepas dari itu semua, prosedur untuk mengobati penyakit ginjal dipastikan hanya bisa dilakukan di fasilitas kesehatan.
Sehingga ada baiknya kita melakukan deteksi dini ke fasilitas kesehatan yang memadai untuk mencegah komplikasi penyakit di kemudian hari.
Baca Juga: Ini 7 Titik Pijat Atasi Kesehatan Ginjal, Ini Penjelasannya!