Lebih lanjut dirinya mengatakan, “Ketika kita memasak daging dengan baik, handling dengan baik, jadi terutama pada saat dimasak ya, harus dimasak dengan matang, disampaikan tidak ada bahaya yang bisa menyertai.”
Melansir dari laman Repository UNAIR, Prof. Drh. Wasito MSc, PhD menyebutkan bahwa virus flu burung ini mudah mati pada suhu panas, yaitu suhu 60 derajat celcius bertahan 30 menit dan suhu 80 derajat celcius bertahan satu menit.
Anjuran internasional SOS, juga menyebutkan unggas dan produk unggas yang akan dikonsumsi, termasuk telur harus dimasak dengan baik. Suhu yang terdapat pada daging bagian dalam harus mencapai 70 derajat celcius.
Cuci telur sebelum digunakan dan basuh tangan dengan sabun, jangan sekali-kali konsumsi produk unggas mentah.
Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk selalu melakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), supaya terhindar dari risiko terjadi penularan wabah flu burung.
Bagi para peternak diimbau untuk segera melaporkan kepada dinas peternakan, bila ada kematian unggas secara mendadak dan dalam jumlah yang banyak di lingkungannya.
Penting untuk masyarakat segera mengunjungi fasilitas layanan kesehatan terdekat jika mengalami gejala flu burung dan ada riwayat kontak dengan faktor risiko.
Gejala Flu Burung pada Manusia
Beberapa gejala flu burung yang perlu dikenali adalah demam, batuk, sakit tenggorokan, hidung berair atau tersumbat, sakit kepala, nyeri otot.
Apabila gejala flu burung dibiarkan berlanjut, maka dapat menyebabkan timbulnya radang paru (pneumonia) dan berisiko alami kematian.
Penting untuk diingat bahwa flu burung dapat menyebar dari manusia ke manusia, meskipun kasus penularannya relatif jarang.
Sebagai tambahan informasi, melalui pesan singkat, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid menyebutkan belum ada kasus yang ditemukan hingga siang ini (03/03/2023). (*)