Find Us On Social Media :

Selama ini Ternyata Nani Wijaya Idap Demensia Sampai Sudah Tak Ingat Anak Lagi, Apa Bedanya dengan Alzheimer?

Kondisi Nani Wijaya si emak Bajaj Bajuri yang idap demensia

GridHEALTH.id - Jarang tampil di layar kaca, Nani Wijaya ternyata sedang berjuang dengan penyakitnya.

Artis senior, Nani Wijaya saat ini masih mendapatkan perawatan dari dokter.

Melansir dari Kompas.com, Nani Wijaya dibawa ke rumah sakit karena mengeluh sesak napas pada 1 Maret 2023 silam.

Setelah lima hari dirawat, anak asuh Nani Wijaya, Nazarudin Lubis, mengatakan kondisi ibunda mulai ada kemajuan.

Hanya saja kondisi Nani Wijaya masih terus dipantau oleh dokter.

Baca Juga: Penyuka Pedas Waspada, Bisa Mengalami Penurunan Kemampuan Otak Jika Mengonsumsi Cabai 3-4 Sendok per Hari

“Kondisinya sudah ada kemajuan,” tulis Nazarudin kepada Kompas.com via pesan, Minggu (5/3/2023). “Sekarang masih terus dipantau dokter,” tambah Nazarudin.

Secara fisik, Nani Wijaya memang jarang terlihat sakit.

Namun, dirinya sudah lama mengidap demensia atau penurunan daya ingat.

Putri Nani Wijaya, Cahya Kamila, mengungkap bahwa sang ibu kerap bersikap seperti anak kecil.

Pemeran Emak dalam sinetron 'Tukang Bubur Naik Haji' juga disebut-sebut sudah lupa dengan anak-anaknya.

"Sudah nggak ingat sama sekali (dengan anak-anak). Makin ke sini, ingat kalau dipancing, nanti lama-lama makin galak, makin enggak kenal, lama-lama ngelihat saja, lama-lama teriak kayak bayi," ucap Cahya dikutip dari InsertLive, Senin (6/3/2023).

Baca Juga: Kolesterol Tinggi Bisa Sebabkan Demensia, Penderitanya jadi Pikun

Kondisi tersebut membuat Cahya dan saudara-saudaranya yang lain merasa sedih.

"Daya ingatnya makin menurun, makin kayak anak kecil. Pasti sedih, tapi karena kondisi ibu sudah lama seperti itu, tapi karena melihat ibu mengalami penurunan, kita sudah lebih siap untuk menerima keadaan ibu," tutur Cahya.

Apakah Demensia dan Alzheimer sama?

Demensia yang diidap Nani Wijaya ini sama saja dengan penyakit Alzheimer yang merupakan kehilangan daya ingat.

Namun, apakah kedua penyakit tersebut bisa dikatakan sama?

Demensia, Alzheimer, dan pikun adalah istilah yang sering kali digunakan bergantian.

Walaupun sama-sama gangguan yang menyerang otak, tetapi faktanya, Alzheimer berbeda dengan demensia atau pikun. Demensia sendiri bukanlah sebuah penyakit melainkan kumpulan dari berbagai gejala gangguan otak, dan penyakit Alzheimer adalah salah satu penyakitnya.

Pengertian Demensia dan Alzheimer

Secara umum demensia adalah istilah untuk kepikunan, yang merupakan gangguan otak yang berdampak pada kemampuan seseorang untuk berkomunikasi dan melakukan aktivitas sehari-hari. 

Demensia terjadi ketika otak mengalami kerusakan karena penyakit, seperti penyakit Alzheimer atau pun serangkaian stroke.

Baca Juga: Stop Mager! Demensia dan Alzheimer Mulai Membayangi Anak Muda, Kenali Faktor Penyebab dan Cara Mencegahnya Sejak Dini

Demensia merupakan istilah umum, menggambarkan gejala yang terjadi ketika otak dipengaruhi oleh penyakit atau kondisi tertentu.

Demensia sendiri terdiri dari berbagai jenis, salah satunya adalah Alzheimer.

Selain Alzheimer, jenis demensia lainnya adalah demensia vaskuler, dementia lewy body, dementia parkinson, dan lain sebagainya.

Adapun penyakit Alzheimer adalah salah satu bentuk demensia sekaligus menjadi penyebab paling umum dari demensia, terhitung 60-80% dari kasus demensia.

Gejala Alzheimer pada Demensia

Penyakit Alzheimer adalah penyebab paling umum dari demensia.

Selama sakit berlangsung, zat kimia dan struktur otak berubah sehingga menyebabkan kematian sel-sel otak.

Istilah demensia menggambarkan serangkaian gejala yang mencakup kehilangan memori, perubahan suasana hati, masalah dengan komunikasi dan penalaran.

Gejala ini terjadi ketika otak mengalami kerusakan oleh penyakit atau kondisi tertentu termasuk penyakit Alzheimer.

Pada tahap yang lebih lanjut, gejalanya menjadi lebih parah dan termasuk disorientasi, kebingungan, depresi, dan perubahan perilaku.

Akhirnya pada stadium lanjut, berbicara, menelan dan berjalan pun menjadi sulit.

Baca Juga: Angelina Sondakh Harus Ikhlas, Ibunya Memiliki Gejala ODGJ dan Demensia

Ada beberapa gejala jenis demensia lain yang mirip dengan Alzheimer seperti dementia lewy body (LBD).

Namun, pengidap LBD lebih cenderung mengalami gejala awal seperti halusinasi visual, kesulitan keseimbangan, dan gangguan tidur.

Mengobati Demensia dan Alzheimer

Demensia lain bukan berarti tidak sembuh, tetapi harus terkontrol atau evaluasi berkala.

Segera melakukan konsultasi dengan dokter spesialis saraf atau dokter spesialis kesehatan kejiwaan saat mengalami salah satu atau beberapa gejala kepikunan maupun Alzheimer. Sementara Alzheimer adalah penyakit terminal, dan tidak ada obat yang tersedia saat ini. 

Inilah beberapa cara mengobati masalah kesehatan ini:

1. Obat-obatan untuk kehilangan memori, perubahan perilaku, pengobatan depresi, dan perubahan tidur.

2. Pengobatan alternatif yang bertujuan untuk meningkatkan fungsi otak atau kesehatan secara keseluruhan, seperti minyak kelapa atau minyak ikan

3. Pengobatan memakai teknologi bernama Trans Magnetic Stimulation menggunakan stimulasi pada otak.

4. Dalam beberapa kasus, mengobati kondisi yang menyebabkan demensia dapat membantu.

Baca Juga: Hipotiroidisme Bisa Sebabkan Munculnya Demensia, Kata Penelitian

Kondisi yang paling mungkin untuk merespon pengobatan termasuk demensia yang disebabkan oleh narkoba, tumor, gangguan metabolisme, dan hipoglikemia

4. Perhatian keluarga dan caregiver juga dapat membantu kesembuhan pasien.

Seberapa cepat perkembangan demensia tergantung pada individu itu sendiri.

Setiap orang unik dan mengalami demensia dengan cara mereka sendiri.Bagaimana seseorang mengalami demensia tergantung pada banyak faktor, termasuk kondisi fisik, ketahanan emosional dan dukungan bagi mereka.

Baca Juga: Orang Pemilik Golongan Darah AB, Sangat Rentan Mengalami Demensia