Mengapa Kanker Payudara Herediter Terjadi?
Dijelaskan bahwa terjadinya kanker payudara keturunan berkaitan dengan mutasi yang terjadi pada gen BRCA1 atau BRCA2.
Pada kondisi yang normal, gen tersebut berperan membantu membuat protein untuk memperbaiki DNA yang mengalami kerusakan.
Akan tetapi apabila bermutasi, maka dapat terjadi pertumbuhan sel yang tidak normal dan menjadi akar penyebab kanker.
Dokter Nadia mengatakan, kejadian kanker payudara herediter akibat mutasi BRCA1 rata-rata ditemukan pada rentang usia 41-50 tahun, sedangkan mutasi BRCA2 pada usia 51 hingga 60 tahun.
Untuk bisa mengetahui apakah ada gen kanker payudara herediter dalam tubuh, perlu dilakukan tes gen BRCA, yakni tes darah menggunakan analisis DNA.
Bisakah Kanker Payudara Keturunan Dicegah?
Sayangnya, mencegah kanker payudara herediter tak bisa dilakukan, karena berkaitan dengan gen yang ada dalam tubuh.
Namun sebagai langkah preventif, sangat disarankan untuk melakukan skrining secara berkala.
"Kami sangat senang dapat mendukung Yayasan kanker Indonesia dalam meningkatkan pengetahuan tentang kanker payudara herediter, sebagai bagian dari pilar 'asah' dari program ASA DARA Pfizer Indonesia," kata Medical Director Pfizer Indonesia, dr Richard Santoso.
"Oleh sebab itu, sangatlah penting bagi masyarakat untuk meningkatkan pemahaman lebih jauh tentang kanker payudara herediter, memahami faktor risiko dan meningkatkan kesadaran untuk melakukan proses screening berkala sehingga hal ini akan membantu untuk menurunkan angka kejadian di stadium lanjut," sambungnya.
Selain melakukan screening berkala untuk menghindari deteksi kanker payudara pada stadium lanjut, dokter Nadia juga menyarankan untuk terus menerapkan pola hidup sehat.
Misalnya dengan tidak merokok, mengonsumsi minuman beralkohol, rutin berolahraga, hingga menjaga berat badan tetap ideal. (*)
Baca Juga: Apakah Benar Kanker Payudara Selalu Ditandai Adanya Benjolan?