Find Us On Social Media :

Begini Cara Mengatasi Diare yang Sering Terjadi Setelah Lebaran

Jangan dibiarkan, inilah cara mengatasi diare setelah lebaran

GridHEALTH.id - Segera atasi diare setelah lebaran yang sering dialami oleh banyak orang.

Gangguan pencernaan, seperti maag, asam lambung, sakit perut, mual bahkan muntah seringkali jadi ancaman setelah lebaran.

Setelah sebulan menerapkan pola hidup sehat karena berpuasa, makan berlebihan saat Idulfitri memang bisa berpengaruh buruk pada tubuh.

Hal itu bisa terjadi karena selama Ramadan, sistem pencernaan menyesuaikan diri dengan pola makan saat berpuasa.

Jadi tubuh kita membutuhkan waktu untuk menyesuaikan kembali agar tubuh bisa mencerna makanan dengan baik.

Salah satu penyakit yang sering dialami adalah diare.

Diare adalah masalah kesehatan yang disebabkan oleh terganggunya pencernaan, ditandai dengan buang air besar encer sebanyak 3 kali atau lebih dalam satu hari.

Jenis gangguan pencernaan satu ini merupakan masalah kesehatan yang paling umum terjadi.

Gejala Diare Serius

Sebagian besar kasus diare tidak lebih dari ketidaknyamanan singkat.

Namun terkadang, mereka memperingatkan tentang kondisi yang serius.

Jika mengalami diare lebih dari 3 hari, segera periksakan kondisi kesehatan pada dokter.

Baca Juga: Mengenal Penyakit Bali Belly yang Ditandai Perut Kembung dan Diare, Bagaimana Cara Mencegahnya?

Gejala diare yang lebih serius meliputi:

1. Darah atau lendir di tinja

2. Penurunan berat badan

3. Kembung di perut

4. Kotoran tipis atau longgar

5. Kotoran berair

6. Perasaan mendesak bahwa perlu buang air besar

7. Mual dan muntah

Jika buang air besar lebih dari tiga kali sehari dan tidak minum cukup cairan, bisa mengalami dehidrasi.

Itu bisa menjadi masalah serius jika tidak diobati.

Sebelum hal itu terjadi, maka perlu cara mengatasi masalah diare setelah lebaran.

Baca Juga: Untuk Mengatasi Diare, 2 Obat Cina Ini Direkomendasikan di 2023

Atasi Diare Setelah Lebaran

Melansir dari berbagai sumber, ada serangkaian tips mengatasi masalah pencernaan yang dialami setelah lebaran.

1. Perbanyak Asupan Air

Saat diare terjadi, tubuh akan rentan terjadi diare dan alasan itulah yang membuat penyintas diare harus mengonsumsi air minum dalam jumlah banyak.

Selain itu, penderita diare juga tidak disarankan untuk mengonsumsi beberapa jenis minuman dengan kandungan kafein layaknya teh, kopi, minuman energi, dan minuman soda.

Hal ini disebabkan oleh sifat diuretik dari kafein yang bisa memperparah kondisi dehidrasi yang sedang dialami.

2. Hindari Makan Pedas dan Berlemak

Sejumlah penyakit yang paling sering dikeluhkan setelah lebaran adalah diare, radang tenggorokan, darah tinggi hingga maag.

Penyebab dari penyakit tersebut akibat konsumsi makanan pedas dan berlemak secara berlebihan.

Oleh karena itu, batasi konsumsinya agar tidak menimbulkan masalah pencernaan yang mengganggu.

3. Mengonsumsi Buah-buahan dengan Kandungan Pektin

Buah-buahan dengan kandungan pektin seperti apel dan pir bisa membantu menyerap air yang ada di dalam usus.

Hal ini bisa membantu pencernaan mengatasi masalah kotoran berbentuk cair yang membuat kita bolak-balik ke toilet.

4. Mengonsumsi Makanan Probiotik

Saat sedang terkena diare, kita sangat disarankan untuk mengonsumsi makanan dengan kandungan probiotik tinggi.

Baca Juga: Ambeien Sering Kambuh? Atasi dengan 5 Obat Ini yang Mudah Ditemukan di Apotek

Makanan-makanan ini adalah yang dihasilkan dari produk fermentasi layaknya tempe atau yogurt.

Sebagai informasi, probiotik bisa mengembalikan keseimbangan bakteri baik di dalam usus.

5. Mengonsumsi Suplemen Berisi Zinc

Jika diare sudah terjadi secara akut, sebaiknya segera mengonsumsi suplemen berisi zinc untuk membantu meredakan kondisi sel-sel epitel di dalam usus.

Suplemen ini juga akan membantu proses penyerapan natrium dan mencegah terbuangnya mineral klorida dari tubuh.

Hal ini akan membuat usus lebih baik dalam menyerap air, mengatasi dehidrasi, sekaligus meredakan diare dengan efektif.

Itulah cara mengatasi diare setelah lebaran yang sering terjadi pada sebagian orang.

Baca Juga: Penyakit Endemik di Indonesia Terabaikan dari Pusat Perhatian Selama Pamdemi Covid-19, Padahal Mematikan