GridHEALTH.id - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) membagikan hasil dari Pengawasan Rutin yang dilakukan selama Ramadan dan jelang lebaran 2023.
Pengawasan ini dimaksudkan untuk melindungi masyarakat dari produk pangan yang berbahaya ataupun tidak memenuhi standar.
Kepala BPOM Penny K. Lukito, dalam konferensi pers 'Hasil Pengawasan Rutin Khusus Pangan Ramadan dan Jelang Hari Raya Idulfitri 1444 H/Tahun 2023', di Jakarta, Senin (17/4/2023), menyampaikan pengawasan telah dilakukan sejak 13 Maret dan akan berakhir pada 19 April.
Adapun ketentuan yang menjadi acuan dalam pengawasan pangan ini yakni berkaitan dengan izin edar, tanggal kedaluwarsa, hingga rusak atau tidaknya sebuah produk.
Per tanggal 6 April, sudah dilaksanakan di 2.600 sarana peredaran, 12 gudang importir, 11 gudang e-commerce, 330 gudang distributor, dan 2.200 lebih sarana retail.
Ia menjelaskan, bahwa sejauh ini persentase produk yang tidak memenuhi syarat mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
"Hasil yang didapatkan adalah sekitar 28% ditemukan produk tidak memenuhi ketentuan," ujarnya.
Menariknya dalam pengawasan pangan jelang lebaran kali ini, BPOM menemukan produk ikan makarel yang dipalsukan dan juga kopi yang mengandung bahan kimia obat (BKO).
Produk Ikan Makarel Palsu
Dalam kesempatan itu, Penny mengatakan bahwa pihaknya menemukan produk ikan makarel yang dipalsukan.
"Hati-hati pada saat membelinya. Kita menemukan ikan makarel kaleng yang dipalsukan," ujarnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, bahwa yang terkandung dalam produk makanan kaleng tersebut merupakan ikan.
Baca Juga: BPOM Temukan Komsetika Ilegal, Mengandung 5 Bahan Berbahaya Ini
Bahkan, menurutnya ikan tersebut mempunyai kualitas yang baik dan layak konsumsi.
Hanya saja karena dipalsukan, perlu dilakukan pengujian lebih lanjut terkait produk ini.
"Ini dalamnya ikan, tapi mereknya dipalsukan. Kandungannya harus diuji dan memenuhi syarat," kata Penny.
"Produsennya palsu, kemasannya palsu, dan izin edarnya palsu," sambungnya.
BPOM selanjutnya akan menindaklanjuti temuan ini, sehingga bisa memberikan informasi lebih jauh lagi pada masyarakat.
Pangan Berbahan Kimia Obat
Meski bukan menjadi fokus utama, tapi dalam pengawasan pangan ini BPOM mendapati produk pangan khususnya kopi dan minuman herbal dengan kandungan BKO.
"Dalam program pengawasan intesitas pada tahun ini, kami menemukan minuman serbuk kopi dan herbal yang mengandung bahan kimia obat," ujarnya.
Adapun bahan kimia tersebut, rata-rata ditujukan untuk meningkatkan stamina pria hingga disfungsi ereksi.
Penny menjelaskan, penggunaan BKO semestinya harus di bawah monitoring dokter.
Apabila dilakukan dengan sembarangan, maka risiko masalah kesehatan meningkat pada orang yang mengonsumsinya.
"Hati-hati karena banyak sekali kasus gagal ginjal, penyakit hati, kanker, dan lain-lain yang saya kira dikaitkan dengan penggunaan yang tidak sesuai aturan obat-obatan yang ada di dalam minuman atau jamu," pungkasnya. (*)