2. Makanan dengan garam
Bayi berusia 7-12 bulan membutuhkan 0,37 gram sodium per harinya. Menurut para ahli, kebutuhan tersebut sudah bisa terpenuhi dari air susu ibu (ASI) atau susu formula.
Sehingga, tak perlu menambahkan garam ke makanan anak. Ini penting, karena jika mereka kelebihan natrium, maka akan memberikan tekanan yang tidak semestinya pada ginjal yang belum matang.
Jumlah sodium atau garam yang terlalu banyak dapat menyebabkan hiperosmolaritas pada bayi dan ginjal bayi tidak dapat menangani beban ini.
3. Makanan mentah
Mengonsumsi makanan yang mentah atau tidak dipasteurisasi, dapat membaut bayi terpapar oleh bakteri E.coli.
Sistem kekebalan anak belum bisa menangani bakteri ini, sehingga ada risiko penyakit berat seperti septicemiai dan meningitis.
Lagipula, infeksi pada anak terutama jika terjadi terlalu sering, juga dapat membuat risiko stunting meningkat.
4. Ikan bermerkuri
Ikan memang merupakan makanan sumber protein hewani yang dibutuhkan oleh anak stunting. Tetapi, tidak disarankan juga untuk mengonsumsi ikan yang tinggi kandungan merkurinya.
Ikan yang tinggi merkuri dan harus dihindari seperti tuna mata besar atau king mackerel.
Jika ingin memberikan ikan untuk mengatasi stunting pada anak, lebih baik pilih tuna light dan salmon, yang rendah merkuri dan juga memiliki kandungan asam lemak Omega-3.
5. Mi instan
Makanan pantangan untuk stunting berikutnya adalah mi instan. Makanan ini merupakan jenis karbohidrat sederhana yang sulit dicerna dan berisiko merusak usus si kecil.
Selain itu, mi instan juga tidak mempunyai kandungan nutrisi yang cukup, sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan gizi anak. (*)
Baca Juga: Kenali Menu PMT Ibu Hamil yang Efektif untuk Cegah Stunting