Find Us On Social Media :

Lakukan Cara Mengatasi Depresi di Usia Remaja Sebelum Terlambat

Mengatasi depresi di usia remaja.

GridHEALTH.id - Orang tua perlu mengetahui cara mengatasi depresi saat anak menginjak usia remaja.

Depresi saat ini menjadi salah satu masalah kesehatan yang mengancam.

Bukan tanpa alasan, hal itu karena dapat menurunkan mempengaruhi kesehatan fisik seseorang.

Selain itu, bisa menyebabkan kematian akibat bunuh diri jika terlambat ditangani.

Mengalami depresi ini tidak memandang umur.

Mulai dari yang muda hingga tua bisa mengalami depresi.

Anak remaja juga dapat mengalami masalah dan pada akhirnya bisa depresi jika tak segera ditangani.

Depresi yang terjadi pada masa remaja merupakan hal yang umum.

Menurut National Comorbidity Survey (NCS) menemukan bahwa, remaja di usia 15-18 tahun rentan terkena depresi dan 20% remaja akan mengalaminya pada usia 18 tahun.

Setengah dari episode pertama depresi terjadi selama masa remaja.

Depresi awal dikaitkan dengan perjalanan penyakit yang kronis dan episodik.

Baca Juga: Hubungan Obesitas pada Anak Bisa Sebabkan Gangguan Kesehatan Mental

Mirip dengan depresi orang dewasa, depresi remaja sering bersifat persisten dan berulang.

Tanda Depresi pada Remaja

Melansir dari raisingchildren.net.au, ada berbagai tanda-tanda yang bisa dialami saat remaja mengalami depresi.

Orang tua perlu mengenali gejala ini:

- Otot tegang, sakit kepala, rahang kaku, gigi gemertak, jantung berdebar kencang dan telapak tangan berkeringat

- Kesulitan tidur

- Energi rendah, kelelahan atau kelelahan

- Perasaan gelisah dan mudah tersinggung

- Kesulitan berkonsentrasi

- Kehilangan motivasi

- Perasaan kewalahan

Mengatasi Depresi pada Remaja

Ada berbagai metode yang digunakan untuk mengobati depresi, termasuk obat-obatan dan psikoterapi.

Baca Juga: 11 Cara Menjaga Kesehatan Mental Saat Menghadapi Kegagalan dalam Bisnis

Terapi keluarga dapat membantu jika konflik keluarga berkontribusi terhadap depresi remaja.

Remaja tersebut juga akan membutuhkan dukungan dari keluarga atau guru untuk membantu mengatasi masalah sekolah atau teman sebayanya.

Kadang-kadang, rawat inap di unit psikiatri mungkin diperlukan untuk remaja dengan depresi berat.

Penyedia perawatan kesehatan mental akan menentukan pengobatan terbaik untuk anak remaja.

Memperingatkan bahwa obat antidepresan jarang dapat meningkatkan risiko pemikiran, dan perilaku bunuh diri pada anak-anak dan remaja dengan depresi dan gangguan kejiwaan lainnya.

Oleh karena itu, penggunaan antidepresan pada pasien yang lebih muda memerlukan pemantauan dan tindak lanjut yang sangat ketat oleh dokter yang merawat.

Baca Juga: Kenali 5 Ciri-ciri Pertemanan Toxic dan Efeknya Bagi Kesehatan Mental