Istilah “Isi Piringku” dengan gizi seimbang perlu diperkenalkan dan dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi anak-anak dalam masa pertumbuhan, memperbanyak sumber protein sangat dianjurkan, di samping tetap membiasakan mengonsumsi buah dan sayur.
2. Pola asuh
Stunting juga dipengaruhi aspek perilaku, terutama pada pola asuh yang kurang baik dalam praktek pemberian makan bagi bayi dan balita.
Dimulai dari edukasi tentang kesehatan reproduksi dan gizi bagi remaja sebagai cikal bakal keluarga, hingga para calon ibu.
3. Sanitasi dan akses air bersih
Akses sanitasi dan air bersih ini perlu dilakukan untuk mencegah risiko penyakit infeksi.
Perlu membiasakan cuci tangan pakai sabun dan air mengalir, serta tidak buang air besar sembarangan.
Dengan melakukan berbagai cara mencegah stunting pada anak diatas, diharapkan mampu meminimalisir potensi stunting pada anak-anak di Indonesia.
Konsumsi Telur untuk Cegah Stunting
Dari berbagai kandungan gizi dalam telur, protein sendiri mempunyai peran untuk meningkatkan berat badan janin.
Sehingga, mengurangi risiko melahirkan bayi gizi kurang yang berdampak ke stunting.
Pada masa pertumbuhan anak, protein dalam telur berfungsi sebagai zat pembangun, sebagai pembentuk jaringan dalam tubuh.
Baca Juga: Bisakah Anak yang Mengalami Stunting Sembuh? Ini Jawaban Dokter
Jadi, ketika anak sudah memasuki usia 6 bulan ke atas, telur bisa dijadikan bahan dalam membuat makanan pendamping ASI (MP-ASI).