Find Us On Social Media :

Ternyata Kebiasaan yang Dilakukan Ayah Ini, Berisiko Picu Stunting Pada Anak

Paparan asap saat ayah merokok dapat mengganggu penyerapan gizi anak.

GridHEALTH.id - Persoalan stunting memang bukan tanggung jawab seorang ibu saja, ayah pun juga ikut andil.

Bila membahas risiko stunting pada anak, hal yang diperhatikan pertama kali berhubungan dengan kebiasaan sang ibu sejak masa kehamilannya.

Ya, memang tidak ada yang salah dalam hal tersebut, karena pada dasarnya stunting terjadi pada 1.000 hari pertama kehidupan anak yang artinya dari dalam kandungan hingga usia 2 tahun.

Apabila kecukupan nutrisi ibu saat hamil tidak terpenuhi dengan baik, maka anak akan kekurangan gizi.

Akan tetapi, kebiasaan sehari-hari seorang ayah pun tanpa sadar juga dapat meningkatkan risiko stunting pada anak.

Rokok dan Stunting

Masih banyak yang belum tahu, kalau merokok ternyata merupakan kebiasaan penyebab stunting.

Dilansir dari laman P2PTM Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dari hasil riset PKJS (Pusat Kajian Jaminan Sosial) Universitas Indonesia beberapa tahun yang lalu, ditemukan bahwa anak-anak yang di rumahnya ada perokok kronis ataupun transien, pertumbuhannya lebih lambat.

Hal tersebut berbanding terbalik dengan anak-anak yang tinggal di rumah tanpa orangtua perokok.

Diketahui, anak yang besar di rumah dengan ayah yang bukan perokok, tinggi badan 0,34 cm dan 1,5 kilogram lebih berat dibanding anak di rumah perokok aktif.

Ini menunjukkan, bahwa probabilitas anak pendek atau kerdil cenderung tinggi dalam keluarga perokok aktif atau kronis.

Lantas, apa yang membuat risiko stunting pada anak lebih tinggi bila ayah merokok?

Baca Juga: Apa Pemicu Stunting Paling Utama Saat Bayi Masih dalam Janin?

Mengingat pengertian stunting sendiri adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis.

Ketua Satuan Tugas Remaja Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr. Bernie Endyarni Medise, Sp.A(K), MPH, mengatakan risiko itu berhubungan dengan asap rokok yang mengganggu penyerapan gizi.

"Asap rokok mengganggu penyerapan gizi pada anak, yang pada akhirnya akan mengganggu tumbuh kembangnya," ujarnya.

Alasan lain yang menyebabkan merokok sebagai kebiasaan penyebab stunting, berkaitan dengan pola belanja. 

Pada keluarga yang memiliki perokok aktif, diketahui cenderung mengurangi biaya pembelian makanan bergizi, agar bisa dibelikan rokok.

Dalam kesempatan lain, Feni Fitriani Taufik, selaku Ketua Kelompok Kerja Bidang Rokok PDPI, menjelaskan kaitan antara kedua hal tersebut.

Dalam Konferensi Pers Hari Tanpa Tembakau pada (30/5/2023) lalu, ia mengatakan kalau paparan asap rokok dapat mengganggu perkembangan dan fungsi organ paru anak.

Hal ini berdampak anak jadi lebih mudah mengalami berbagai masalah pada saluran pernapasan.

"Sebagai second hand smoke atau third hand smoke, tentu juga memberikan pengaruh ke perkembangan paru anak. Kalau efek akutnya mudah terjadi ISPA, batuk berulang, meningkatkan risiko terkena asma," jelasnya.

Situasi tersebut memang dapat meningkatkan terjadinya stunting pada anak. Karena, selain karena gizi yang kurang dalam waktu lama, infeksi berulang pun juga dapat membuat risikonya meningkat.

Itulah alasan-alasan mengapa kebiasaan ayah merokok dapat membuat anak berisiko mengalami stunting. (*)

Baca Juga: Mengatasi Triple Burden of Malnutrition: Tantangan Kesehatan dan Solusi Berkelanjutan