GridHEALTH.id - Kolesterol tinggi merupakan masalah kesehatan yang umum, tapi berbahaya bagi penderitanya.
Pasalnya, kadar kolesterol yang terlalu tinggi dapat mengembangkan kondisi aterosklerosis atau pengerasan dan penyempitan pembuluh darah.
Melansir WebMD, terjadinya pengerasan pembuluh darah dimulai saat sel darah putih bergerak ke lapisan dan dinding arteri.
Ini kemudian berubah menjadi sel busa, yang menumpuk lemak dan juga kolesterol. Zat lain seperti kalsium, juga terkumpul di sana.
Pada akhirnya, plak ateroskleroyik atau ateroma terbentuk. Kondisi ini, pada akhirnya akan meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.
Bagaimana Cara Mendiagnosa Kolesterol Tinggi?
Umumnya seseorang kerap megeluhkan gejala kolesterol tinggi, seperti pegal di tengkuk leher.
Saat sudah merasakan keluhan tersebut, tak jarang seseorang langsung mengonsumsi obat untuk menurunkan kolesterol.
Namun perlu diingat, untuk mengonsumsi obat juga tidak boleh sembarangan. Diperlukan diagnosis yang tepat, agar kondisinya terkendali dan meminimalisir efek samping.
Melansir Temple Health, cara diagnosis kolesterol yang biasa dilakukan adalah tes darah, sering disebut juga panel lipid atau profil lipid.
Melalui tes ini, akan diketahui kadar kolesterol jahat (LDL), kolesterol total, kolesterol baik (HDL), hingga trigliserida.
Sebelum melakukan pemeriksaan, seseorang biasanya diharuskan berpuasa selama 9-12 jam. Tapi, ada juga yang tidak perlu harus puasa terlebih dahulu.
Baca Juga: Sebelum Terlambat, Ini Cara Mencegah Kolesterol Sejak Usia Remaja
Nantinya, dari hasil pemeriksaan tersebut akan keluar hasil dengan angka-angka yang menunjukkan kadar kolesterol jahat (LDL), kolesterol total, kolesterol baik (HDL), dan trigliserida.
Kolesterol Jahat (LDL)
* Kurang dari 100 mg/dL, kondisi cenderung optimal
* 130-159 mg/dL, batas tinggi
* 160-189 mg/dL, tinggi
* Di atas 190 mg/dL, sangat tinggi dan berbahaya
Kolesterol total
* Di bawah 200 mg/dL, risiko penyakit jantung lebih rendah
* 200-239 mg/dL, batas aman dan risiko lebih tinggi
* 240 mg/dL ke atas, tergolong tinggi dan risiko masalah kesehatan serius lebih tinggi
Kolesterol baik (HDL)
* Kurang dari 40 mg/dL, risiko tinggi penyakit jantung
* Di atas 60 mg/dL, risiko penyakit jantung rendah
Trigliserida
* Di bawah 150 mg/dL, kondisi baik
Baca Juga: Dinilai Jadi Obat, Ternyata Makanan Ini Justru Memicu Kolesterol
* 150-199 mg/dL, ambang batas
* Di atas 200 mg/dL, sangat tinggi
Gaya Hidup Mengelola Kolesterol
Gaya hidup yang sehat, menjauhkan dari risiko kolesterol tinggi dan efek sampingnya yang membahayakan.
Untuk mengelola kadar kolesterol dan mencegah terjadinya lonjakan, hal-hal yang bisa dilakukan adalah berikut ini, dilansir dari Mayo Clinic.
1. Mengonsumsi makanan rendah garam dan lebih banyak konsumsi buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian
2. Batasi lemak dari makanan hewani dan memilih lemak baik dalam jumlah secukupnya
3. Menurunkan berat badan jika berlebih dan mempertahankan berat badan yang sehat
4. Berhenti merokok
5. Berolahraga setiap hari, minimal 30 menit
6. Minum alkohol dalm jumlah sedang atau jika memungkinkan benar-benar menghindarinya
7. Kelola stres (*)
Baca Juga: Selain Makanan Berminyak, Ternyata Kebiasaan Sepele Ini Picu Kolesterol Tinggi