GridHEALTH.id - Pencegahan stunting memang perlu dilakukan sedini mungkin, bahkan sebelum kehamilan terjadi.
Meskipun stunting berkaitan dengan kebutuhan gizi anak, tapi pencegahannya tak terbatas dilakukan hanya pada saat anak sudah lahir saja.
Stunting pada anak seperti yang diketahui adalah kondisi gagal tumbuh, yang diakibatkan oleh kekurangan gizi dalam jangka waktu lama.
Umumnya, kondisi ini baru terlihat saat anak berusia 2 tahun. Ini akan menimbulkan dampak jangka pendek dan jangka panjang pada anak.
Dampak stunting untuk jangka pendek, yakni tinggi badan yang di bawah standar -2 defiasi WHO.
Selain itu, perkembangan kognitif, motorik, dan verbal anak pun tidak terjadi secara optimal. Selanjutnya membuat IQ anak rendah dan imunitas yang lemah.
Sedangkan dampak jangka panjangnya meliputi produktivitas dan kapasitas kerja tidak optimal hingga meningkatnya risiko penyakit degeneratif, dan menurunnya kesehatan reproduksi.
Bagaimana Cara Cegah Stunting Sebelum Hamil?
Kementerian Kesehatan menekankan, bahwa pencegahan stunting perlu dilakukan pada 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) dan bahkan sebelum ibu hamil.
Pasalnya, awal pertumbuhan janin membutuhkan cadangan nutrisi dari ibu, terutama zat besi dan asam folat.
Jadi, jika ibu terdeteksi mengalami anemia atau kurang darah sejak sebelum hamil hingga awal kehamilan, akan sulit memenuhi kebutuhan tersebut dan menghambat pertumbuhan janin.
Kondisi tersebut juga menjadi awal peningkatan risiko terjadinya stunting pada anak.
Baca Juga: Kenali Tanda Penyakit Jantung Bawaan, Berisiko Ganggu Tumbuh Kembang Anak
Jadi, merupakan hal yang penting untuk cegah stunting sebelum hamil dengan cara-cara berikut ini.
1. Melakukan pernikahan saat usia ideal
Menurut Badan Kependundukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), usia ideal pasnagan untuk menikah yakni perempuan minimal 21 tahun dan laki-laki 25 tahun.
2. Memeriksakan status gizi
Cegah stunting sebelum hamil juga dilakukan dengan melakukan pemeriksaan status gizi calon ibu, yang dilakukan sebelum menikah.
Ini perlu dilakukan karena status gizi ibu akan sangat berpengaruh terhadap gizi janin selama kehamilan nanti.
Jika sebelum menikah status gizinya kurang baik, dikhawatirkan akan terjadi bayi berat lahir rendah (BBLR), yang meningkatkan risiko stunting.
3. Tes kesehatan
Jauh sebelum menikah, biasanya calon pengantin diwajibkan melakukan tes kesehatan. Ini bertujuan untuk mengetahui penyakit yang diidap, sehingga bisa melakukan antisipasi untuk kehamilan yang sehat nantinya.
4. Memenuhi kebutuhan zat gizi penting
Seperti yang disebutkan sebelumnya, terdapat zat gizi penting yang diperlukan ibu saat hamil yakni asam folat dan zat besi. Selain itu, ada juga kalsium.
Asam folat dibutuhkan untuk membantu mengurangi terjadinya risiko cacat lahir pada otak serta sumsum tulang belakang anak.
Sedangkan zat besi, merupakan mineral yang membantu untuk memproduksi sel darah merah pada anak.
Sementara kalsium, dibutuhkan untuk membentuk tulang bayi yang sehat dan melindungi ibu hamil dari risiko osteoporosis di kemudian hari.
Nah, itulah beberapa langkah pencegah stunting pada anak yang bisa dilakukan bahkan sebelum wanita hamil. (*)
Baca Juga: Benarkah Menu Murah Seperti Tempe Mampu Mencegah Stunting pada Anak?