Find Us On Social Media :

Dua Hari Berturut-turut, Jakarta Jadi Kota dengan Kualitas Udara Terburuk

Polusi udara di Jakarta membuat kualitas udara menjadi tidak sehat.

Dampak yang ditimbulkan dapat dibagi menjadi jangka pendek dan jangka panjang.

Dampak jangka pendek polusi udara yakni iritasi di hidung, tenggorokan, mata, dan kulit.

Sakit kepala, pusing, dan mual, serta beberapa penyakit lainnya seperti pneumonia atau bronkitis, juga dapat terjadi akibat polusi udara.

Sedangkan dampak jangka panjangnya apabila menghirup udara yang tidak bersih selama bertahun-tahun, berisiko penyakit jantung, kanker paru-paru, hingga emfisema.

Edukasi Masyarakat

Yayat Supriatna selak pengamat tata kota Universitas Trisakti, meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI untuk menggencarkan edukasi terkait polusi udara.

"Pemprov DKI harusnya sekarang ini memperbanyak informasi tentang kondisi polusi udara. Kan dulu biasanya ada papan informasi, sekarang sangat sedikit di Jakarta itu," ujarnya dikutip dari Kompas (13/8/2023).

"Ketika dikasih papan itu, ditulis di bawahnya, diimbau pakai masker atau diimbau agar tidak olahraga ini yang menyebabkan sakit atau apa. Jadi, harus ada unsur edukasi," sambungnya.

Ia menilai, masyarakat saat ini hanya melihat upaya reaktif pemerintah tentang polusi udara dan dampaknya untuk kesehatan.

Akan tetapi, tidak ada edukasi yang tepat untuk mencegah gangguan kesehatan akibat kondisi tersebut.

"Tidak ada upaya dalam arti yang bersifat pencegahan, salah satunya mengurangi kegiatan di luar rumah," jelasnya.

Pemerintah pun didesak untuk segera melakukan tindakan yang dapat mengatasi masalah polusi udara yang semakin memburuk. (*)

Baca Juga: Lindungi Kesehatan Paru-paru dari Polusi Udara dengan Konsumsi Makanan Ini