GridHEALTH.id - Perlu perhatian khusus, inilah yang jadi faktor penyebab kualitas udara memburuk.
Belakangan ini, ramai diperbincangkan perihal kondisi kualitas udara yang berada di Jakarta jadi memburuk.
Bahkan, Jakarta sempat memuncaki daftar teratas kota dengan kualitas udara terburuk di dunia versi IQAir pada Selasa (6/6/2023) silam.
Kejadian ini membuat pejabat Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono menanggapi masalah yang sedang terjadi.
Saat dimintai tanggapan soal adanya kemungkinan pencemaran dari kawasan industri di sekitar Jakarta, Heru tak mau banyak berkomemtar.
Orang nomor satu di DKI justru berkelakar bakal meniup asap polusi yang mencemari udara Jakarta.
“Ya (asap polusi) saya tiup saja,” ucapnya sambil memperagakan cara meniup, Senin (12/6/2023).
Dilansir dari Kompas, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengakui kualitas udara di Ibu Kota mengalami pemburukan dalam beberapa waktu terakhir.
Sub Koordinator Kelompok Pemantauan Lingkungan Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Rahmawati menyatakan, kondisi ini terjadi karena wilayah Indonesia, khususnya DKI, memasuki musim kemarau.
"Secara periodik kualitas udara di Jakarta akan mengalami peningkatan konsentrasi polutan udara ketika memasuki musim kemarau, yaitu bulan Mei hingga Agustus," ujar Rahmawati dalam keterangannya, Kamis (8/6/2023).
Rahmawati memaparkan, peningkatan konsentrasi polutan di Jakarta sudah terlihat sejak April 2023. Kala itu, rata-rata bulanan konsentrasi PM 2,5 sebesar 29,75 mikrogram per kubik.
Baca Juga: Indeks Kualitas Udara yang Berbahaya Bagi Kesehatan Seperti Apa?
Penulis | : | Magdalena Puspa |
Editor | : | Poetri Hanzani |
Komentar