Sehingga saat para calon ibu, dapat memahami pentingnya pemenuhan gizi selama kehamilan dan stimulasi janin.
Selain itu, proses persalinan baiknya juga dilakukan di fasilitas kesehatan yang diikuti dengan insiasi menyusui dini (IMD).
Diharapkan, dengan memahami pola asuh yang baik, ketika bayi lahir bisa mendapatkan colostrum ASI dan sukses memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan.
Pemantauan tumbuh kembang anak dengan rutin membawanya setiap bulan ke Posyandu, juga perlu dilakukan. Yang tak kalah penting adalah pemberian imunisasi sesuai jadwal, untuk meningkatkan imunitasnya.
Hal-hal tersebut sulit dicapai, jika pola asuh yang diterapkan orangtua kurang tepat dan anak pun berisiko mengalami stunting.
3. Sanitasi dan akses air bersih
Sanitasi di rumah yang tidak bersih dan sulit mendapatkan akses air yang bersih, juga menjadi penyebab stunting.
Pasalnya, kondisi ini meningkatkan anak terhadap risiko ancaman penyakit infeksi.
Infeksi yang berulang pada anak mengakibatkan tubuhnya tidak mampu menyerap asupan nutrisi yang penting dengan baik.
Oleh karena itu, perlu membiasakan anak untuk mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, serta tidak buang air besar sembarangan.
Itulah beberapa faktor risiko yang menjadi penyebab stunting, tapi terkadang masih luput diperhatikan.
Dengan melakukan perawatan pasca melahirkan yang tepat, penerapan pola asuh yang baik, hingga menyediakan sanitasi yang bersih maka pertumbuhan dan perkembangan anak akan berjalan dengan maksimal. (*)
Baca Juga: Cegah Kondisi Anak Stunting Memburuk, Orangtua Bisa Lakukan Ini