Find Us On Social Media :

Tak Selalu Baik, Ternyata Ini Bahaya Memiliki Kebiasaan Terlalu Rapi

Berusaha terlalu rapi tanda OCD.

GridHEALTH.id - Menjadi orang yang terlalu rapi ternyata dapat berakibat buruk, bagaimana bisa?

Menjaga kerapian baik diri sendiri maupun lingkungan sekitar memang merupakan hal yang baik.

Namun, hati-hati bila kebiasaan ini sudah sampai di tahap berlebihan dan bahkan mengganggu aktivitas.

Bahaya jadi orang terlalu rapi ini, mungkin saja merupakan salah satu tanda dari gangguan kesehatan mental yang tidak disadari.

Gangguan obsesif komplusif (OCD) adalah sebuah masalah yang berkaitan dengan kebiasaan ini.

Apa Itu OCD?

Melansir Mind UK, OCD terdiri atas dua bagian utama yakni obsesi dan komplusi.

Obesi: Pikiran, gambaran, dorongan, kekhawatiran, atau keraguan yang tidak diinginkan tapi terus berulang di pikiran. Akibatnya timbul perasaan cemas.

Komplusi: Aktivitas berulang yang dilakukan untuk mengurangi kecemasan akibat obsesi tersebut.

Misalnya bagi orang yang terlalu rapi, akan merasa cemas saat melihat benda yang posisinya sedikit miring.

Untuk menghilangkan rasa cemas itu, maka posisi bendanya akan diberpaiki dan ini bisa terjadi berulang kali sampai yakin posisinya sudah tepat.

Selain itu, gejala OCD lainnya yakni saat menumpuk barang, maka harus disusun sesuai dengan ukuran dan posisinya juga simetris.

Baca Juga: Ketakutan Berlebih Hingga Tak Nyaman Beraktivitas? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Efek OCD dalam Keseharian

Tidak selamanya orang yang mengalami masalah kesehatan mental ini dapat mengelola kondisinya dengan baik.

Dilansir dari Better Health, bahaya jadi orang terlalu rapi karena OCD yakni terbuangnya waktu dalam kehidupan sehari-hari dan dapat mengganggu hubungan dengan orang sekitar.

Hal ini juga dapat berdampak negatif pada pendidikan maupun pekerjaan yang sedang dijalani.

Saat OCD menjadi lebih parah, pengidapnya akan berusaha untuk menghindari hal-hal yang memicu ketakutan obsesifnya.

OCD juga dapat menyulitkan orang untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang sebenarnya sederhana seperti makan, minum, berbelanja, atau membaca.

Masalah kesehatan mental ini juga terkadang diperburuk oleh depresi dan gangguan kecemasan lainnya, termasuk kecemasan sosial dan gangguan panik.

Pengidapnya terkadang merasa malu dengan gejala yang dialami dan berusaha keras untuk menyembunyikannya.

Namun, efek negatif tersebut bisa dihindari dengan penanganan yang tepat. Perawatan tersebut meliputi:

* Perawatan psikologis seperti terapi perilaku kognitif (CBT)

* Teknik manajemen kecemasan

* Bergabung dengan support group (orang-orang dengan kondisi serupa dan memberi dukungan satu sama lain)

* Konsumsi obat-obatan, berdasarkan rekomendasi psikiater

Perawatan psikologis seperti terapi perilaku kognitif dapat memperbaiki gejala, dan perbaikan ini bisa bertahan dalam jangka panjang. (*)

Baca Juga: Malam Ini Jangan Lagi Dilakukan! Berikut 10 Bahaya Terlalu Sering Begadang yang Mengacam Kesehatan Fisik hingga Mental