GridHEALTH.id - Stroke merupakan masalah kesehatan serius yang bisa berakibat fatal.
Selain berpotensi menyebabkan kematian, kondisi ini juga berisiko menurunkan kualitas hidup seseorang.
Menurut Global Stroke Facsheet dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2022, stroke menjadi penyebab kecacatan dan kematian terbesar kedua di dunia.
Dalam laporan itu juga disebutkan, risiko stroke seumur hidup meningkat sebesar 50% dalam 17 tahun terakhir.
Saat ini, diperkirakan satu dari setiap empat orang akan mengalami stroke selama hidup mereka.
Stroke bisa terjadi karena dua hal, akibat pembuluh darah yang tersumbat (iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (hemoragrik).
Anggota Dewan Pembina Perhimpunan Hipertensi Indonesia (InaSh) Prof. Dr. dr. Yuda Turana, Sp.S., menjelaskan kalau masalah kesehatan ini, seringkali terjadi secara tiba-tiba.
Kondisinya pun umumnya parah, di mana penderita kesulitan berbicara, mengalami kelumpuhan pada satu sisi tubuh, dan hilangnya keseimbangan.
Hipertensi Faktor Risiko Stroke
Lebih lanjut, profesor Yuda mengatakan, ada banyak faktor risiko terjadinya stroke salah satu yang paling umum adalah hipertensi atau tekanan darah tinggi.
"(Di) Indonesia misalnya, (faktor risiko stroke) merokok lumayan tinggi, diabetes melitus lumayan tinggi, tapi proporsisi prevalensi hipertensi juga tinggi, 34 persen. Jadi hampir 1/3-nya (stroke akibat) hipertensi," jelasnya dalam media briefing OMRON, Selasa (24/10/2023).
Dikatakannya, dalam sebuah penelitian juga menunjukkan bahwa hipertensi membuat seseorang berisiko stroke 3 kali lipat.
Baca Juga: Jangan Disepelekan, Ini Pantangan bagi Penderita Stroke Agar Hidup Lebih Sehat
Perlu diingat, hipertensi adalah kondisi tekanan darah tinggi yang tidak hanya terjadi sewaktu saja.
"Yang dimaksud dengan hipertensi harus diukur di klinik tinggi, di rumah tinggi. Bukan salah satunya. Itu yang disebut dengan true hipertension," jelasnya.
Faktor-faktor yang menyebabkan hipertensi adalah kecenderungan mengonsumsi makanan yang tinggi garam.
Selain itu juga kebiasaan konsumsi alkohol, merokok, hingga kurang melakukan aktivitas fisik.
Mengurangi Risiko Stroke
Seperti disebutkan, hipertensi menyebabkan seseorang berisiko lebih tinggi untuk terkena serangan stroke.
Akan tetapi, menurut profesor Yuda risiko tersebut dapat diminimalisir.
Untuk mengurangi risiko stroke, disaranakan untuk melakukan pengecekan tekanan darah secara mandiri di rumah.
Sebuah studi yang dilakukan oleh OMRON sejak November 2021 hingga Oktober 2022, mendapati tensi di rumah dapat mengurangi risiko stroke hingga 54%.
Pemeriksaan tekanan darah dapat dilakukan pada pagi dan malam hari atau variasi, yakni di luar kedua waktu tersebut.
Untuk mencegah stroke lebih lanjut, OMRON juga mengembangkan OMRON Complete, yang dilengkapi dengan EKG .
Sehingga tidak hanya mengukur tekanan darah, tapi juga EKG (aktivitas kelistrikan jantung) secara bersama, dua hal yang berkaitan dengan risiko stroke. (*)
Baca Juga: Benarkah Stroke Ringan Bisa Sembuh Sendiri? Ini Fakta dan Mitos yang Perlu Diketahui