Find Us On Social Media :

Kasus COVID-19 Kembali Naik, Penanganan dan Obat yang Efektif untuk Lansia Jadi Sorotan

Ketahui obat COVID-19 untuk individu lanjut usia.

Selain itu, proses penuaan juga dapat memberikan dampak negatif pada fungsi paru-paru, sehingga sulit untuk menanggapi infeksi, terutama dalam konteks penyakit pernapasan seperti COVID-19.

Perubahan pada paru-paru yang terkait dengan penuaan dapat menyebabkan penurunan kapasitas pernapasan dan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi.

Oleh karena itu, penting bagi individu lanjut usia dan orang-orang yang merawat mereka untuk memahami risiko ini dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan, seperti vaksinasi, menjaga kebersihan tangan, dan mengikuti pedoman kesehatan yang disarankan oleh otoritas kesehatan publik.

Kemenkes mendorong masyarakat, terutama kelompok rentan, untuk segera mendapatkan vaksinasi COVID-19, baik dosis lengkap maupun vaksin booster, merupakan langkah penting. Penting untuk diingat bahwa vaksinasi booster tetap gratis hingga akhir tahun ini bagi semua orang.

Namun, ke depannya, pemberian vaksin booster akan difokuskan pada kelompok rentan, seperti lansia, orang dengan penyakit penyerta, dan individu dengan sistem kekebalan tubuh yang melemah.

Beberapa obat antiviral oral (obat minum) telah diuji coba sebagai pengobatan untuk mengurangi tingkat keparahan penyakit atau mempercepat pemulihan COVID-19.

Sejauh ini, obat antiviral yang direkomendasikan di antaranya adalah paxlovid yaitu kombinasi antiviral nirmatrelvir dan ritonavir, dengan persetujuan darurat di beberapa negara, yang ditujukan untuk penderita COVID-19 usia lanjut.

Mengenai Nirmatrelvir dan Ritonavir, berikut wawancara teks GridHEALTH dengan Dr. Leong Hoe Nam, Infectious Disease Specialist dari Mount Elizabeth Novena Hospital, Singapore

Apa itu Paxlovid dan bagaimana cara kerjanya membantu pasien mengatasi gejala Covid?

Paxlovid terdiri dari dua obat - Nirmatrelvir dan Ritonavir. Nirmatrelvir adalah agen antiviral oral aktif yang menghentikan replikasi virus. Ini mengganggu siklus hidup virus dalam sel yang terinfeksi. Secara khusus, ini mengganggu enzim 3CL, enzim kunci yang memisahkan untai panjang RNA yang dihasilkan menjadi segmen-segmen terpisah.

Ini diminum dengan Ritonavir untuk meningkatkan dan menjaga tingkat obat Nirmatrelvir. Bila diminum sendiri tanpa Ritonavir tingkatnya tidak mencukupi untuk meredakan virus. Dengan mengurangi replikasi, Anda mengurangi jumlah virus dan sekaligus dampak virus pada tubuh.”

Baca Juga: Penanganan Tuberkulosis di Indonesia, Adakah Pembelajaran dari Penanganan Covid-19?