3. Lemak
Lemak adalah nutrisi penting yang diperlukan oleh tubuh untuk fungsi normal, termasuk penyediaan energi dan penyerapan vitamin tertentu.
Namun, konsumsi lemak jenuh dan trans yang berlebihan dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, obesitas, dan penyakit lainnya.
Lemak jenuh biasanya ditemukan dalam daging berlemak, produk susu tinggi lemak, dan makanan olahan, sedangkan lemak trans sering ditemukan dalam makanan olahan dan makanan cepat saji.
Konsumsi gula, garam, dan lemak yang berlebihan sering kali terjadi dalam pola makan modern yang didominasi oleh makanan olahan, makanan cepat saji, dan minuman bersoda.
Penting untuk membatasi konsumsi ketiga zat ini dalam diet sehari-hari untuk menjaga kesehatan dan mencegah risiko penyakit yang terkait.
Konsumsi berlebihan gula, garam, dan lemak merupakan perilaku yang meningkatkan risiko penyakit tidak menular (PTM) seperti tekanan darah tinggi, diabetes, dan penyakit jantung.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyarankan batas konsumsi gula, garam, dan lemak per individu per hari, yakni 50 gram atau 4 sendok makan gula, 2.000 miligram natrium atau 5 gram atau 1 sendok teh garam, dan lemak hanya 67 gram atau 5 sendok makan minyak goreng.
Konsumsi berlebihan gula, garam, dan lemak dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan termasuk obesitas.
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 dan 2018, terjadi peningkatan obesitas pada penduduk usia 18 tahun ke atas, meningkat dari 15,4% pada 2013 menjadi 21,8% pada 2018.
Indonesia juga memiliki tingkat obesitas anak yang tinggi. Prevalensi obesitas pada usia 5-19 tahun meningkat dari 2,8% pada 2006 menjadi 6,1% pada 2016. Untuk remaja usia 13-17 tahun, 14,8% memiliki berat badan berlebih dan 4,6% mengalami obesitas.
Baca Juga: Manfaat Rebusan Kacang Merah, Makanan Sehat untuk Mengatasi Obesitas