Find Us On Social Media :

Indonesia Kembangkan Bedah Telerobotik, Operasi Jarak Jauh yang Hilangkan Hambatan Geografis

Kongres Urological Association of Asia (UAA) 2024 akan membahas mengenai teknologi bedah robotik

Kongres UAA ke-21 ini diharapkan mampu mewujudkan tujuan utama UAA, yaitu untuk mempromosikan bidang urologi di Asia, serta meningkatkan pelayanan bagi pasien penyakit Urologi khususnya di wilayah Asia.

Kongres ini akan membahas beberapa materi seperti uro-onkologi, androurologi, urologi rekonstruksi, endourologi, neurourologi, urologi pediatrik, dan urologi wanita.

Selain itu, salah satu yang menjadi highlight-nya adalah pemaparan kemajuan teknologi bedah robotik yang paling mutakhir, serta demonstrasi langsung bedah telerobotik yang akan dilaksanakan dari Denpasar dan terhubung dengan ahli di Beijing/Shenzhen, dengan jarak sekitar 8.500 km.

Prof. dr. Ponco Birowo, SpU(K), PhD, President Elect of the Urological Association of Asia (UAA) dan Chairman Local Organizing Committee menjelaskan, “Tahun ini, kongres UAA akan diadakan di Indonesia. Tahun ini mengangkat tema “Integrating Urological Frontiers: Transformative Innovation Meets Global Collaboration. Kami sangat bersyukur, bahwa jumlah abstrak ilmiah yang diterima pada tahun ini merupakan yang terbanyak dalam sejarah UAA.”

“Saat ini juga, sudah terdapat 2083 peserta yang mendaftarkan diri, tersebar dari 38 negara, dan kita harapkan angka tersebut terus bertambah. Peserta kongres memiliki kesempatan untuk mengikuti workshop, kuliah interaktif, dan presentasi poster yang menyuguhkan materi inovatif dari subspesialiasi. Kami berkomitmen untuk terus mempromosikan urologi di Asia, serta memperkecil kesenjangan dalam standar perawatan urologi di setiap negara, salah satunya dengan meningkatkan perawatan pasien dan pelatihan tenaga ahli bidang urologi.”

Bukan tanpa alasan penyakit urologi perlu mendapat perhatian. Pasalnya, kematian akibat batu kantung kemih terus meningkat secara global sejak tahun 1990.

“Penyakit urologi perlu mendapat perhatian dan penanganannya harus terus mengikuti perkembangan teknologi, seperti pada urolithiasis (batu kantung kemih), yang mana jumlah kasus, disability-adjusted life years (DALYs), dan kematian akibat batu kantung kemih terus meningkat secara global sejak tahun 1990.” ujar Prof. Ponco.

“Isu penting lainnya adalah terkait transplantasi ginjal pada kasus gagal ginjal stadium akhir. Kebutuhan global akan transplantasi ginjal sangat besar dan terus meningkat karena beberapa faktor, termasuk meningkatnya angka penyakit ginjal kronis (PGK), populasi yang menua, serta prevalensi diabetes dan hipertensi sebagai faktor risiko utama PGK. Dibandingkan dialisis, transplantasi ginjal memberikan outcome yang lebih baik dalam aspek kesintasan jangka panjang, kualitas hidup, dan biaya yang perlu dikeluarkan.

Akan tetapi, masih terdapat kesenjangan antara kebutuhan donor ginjal dan suplai yang tersedia, dilihat dari 90.000 pasien yang berada di waiting list untuk transplantasi ginjal di Amerika Serikat pada tahun 2020. Kenyataan ini membuat kami menyoroti pentingnya pemantauan dan perencanaan terhadap sistem kesehatan, khususnya urologi, di masa depan,” tambah Prof. Ponco.

Tahun ini, salah satu hal yang sangat disoroti adalah inovasi bedah telerobotik yang mulai diperkenalkan di Indonesia.

“Kami memiliki harapan besar, khususnya bagi Indonesia, agar ke depannya mampu menjalankan bedah telerobotik secara mandiri. Hal ini tentu sangat berguna bagi peningkatan kualitas hidup pasien khususnya di Indonesia. Oleh sebab itu, kami sangat bangga bisa mengadakan press conference kami yang pertama ini, dengan harapan bahwa rekan-rekan media bisa membantu memberikan edukasi terkait UAA mendatang dan apa saja kemajuan bidang urologi saat ini,” tambahnya. (*)

Baca Juga: Pantangan Makanan Penderita Batu Ginjal, Ini 7 yang Harus Dihindari untuk Cegah Komplikasi