Find Us On Social Media :

Viral Fenomena Suhu Dingin di Jawa, Hati-hati Bisa Timbulkan Gangguan Pernapasan

Fenomena bediding atau suhu dingin bisa menimbulkan sejumlah penyakit

“Orang Jawa menyebutnya mbedhidhing,” kata Guswanto, Minggu (14/7/2024), dikutip dari Kompas.com.

Ia mengatakan, penyebab suhu dingin yang terjadi akhir-akhir ini adalah karena Angin Monsun Australia.

Guswanto menjelaskan, Angin Monsun Australia ini bertiup dari Australia menuju Asia melewati wilayah Indonesia dan perairan Samudera Hindia.

Sementara itu, Samudera Hindia juga memiliki suhu permukaan laut yang juga relatif rendah atau dingin.

Angin Monsun Australia diketahui bersifat kering dan sedikit membawa uap air, sehingga memengaruhi musim kemarau di Indonesia.

Hal ini membuat sejumlah wilayah yang dilewati Angin Monsun Australia menjadi lebih dingin.

“Apalagi pada malam hari, di saat suhu mencapai titik minimumnya,” ujar Guswanto.

Penyebab utama fenomena bediding

1. Udara kering

Selama musim kemarau, udara cenderung lebih kering karena kurangnya uap air. Udara kering memiliki kapasitas lebih rendah untuk menahan panas, sehingga lebih cepat mendingin pada malam hari.

2. Langit cerah

Langit yang cerah pada malam hari menyebabkan panas dari permukaan bumi memancar langsung ke atmosfer tanpa hambatan, mengakibatkan perubahan suhu yang signifikan.

3. Angin tenang

Angin yang tenang atau berkecepatan lemah menghambat percampuran udara, sehingga udara dingin terperangkap dekat permukaan bumi.

4. Topografi

Dataran tinggi atau pegunungan cenderung lebih dingin karena tekanan udara yang lebih rendah dan volume udara yang lebih sedikit.

Baca Juga: Fungsi Jeruk Nipis untuk Asam Urat, Aman Diminum Dingin atau Hangat?