Hal ini menyebabkan proses penyembuhan menjadi lambat, dan luka sering kali menjadi infeksi. Luka yang sulit sembuh biasanya ditemukan di area kaki dan dapat menyebabkan komplikasi serius jika tidak ditangani dengan benar.
4. Infeksi jamur
Orang dengan gula darah tinggi lebih rentan terhadap infeksi jamur pada kulit. Jamur seperti Candida sangat menyukai lingkungan yang kaya gula, yang membuat penderita gula darah tinggi lebih mudah terkena infeksi.
Infeksi ini dapat terjadi di berbagai bagian tubuh, seperti lipatan kulit, area genital, mulut, dan di bawah kuku. Gejalanya termasuk gatal, kemerahan, dan peradangan pada area yang terkena.
5. Kulit lebih tebal
Selain acanthosis nigricans, beberapa penderita gula darah tinggi juga mengalami penebalan kulit pada area tangan, kaki, atau punggung.
Kondisi ini dikenal dengan sebutan diabetic dermopathy atau kulit tebal akibat diabetes. Penebalan kulit ini sering kali disertai dengan munculnya bercak-bercak gelap yang terlihat seperti bekas luka atau memar.
6. Bintik kuning pada kulit (xanthoma)
Xanthoma adalah bintik-bintik kecil berwarna kuning yang dapat muncul pada kulit penderita gula darah tinggi.
Bintik-bintik ini biasanya ditemukan di area siku, lutut, punggung, dan bokong. Xanthoma terjadi karena adanya penumpukan lemak di bawah permukaan kulit, yang sering kali terkait dengan kadar gula darah dan kolesterol yang tinggi.
Ciri-ciri gula darah tinggi pada kulit adalah tanda yang tidak boleh diabaikan.
Kondisi seperti kulit kering, gatal, bercak gelap, luka yang sulit sembuh, infeksi jamur, penebalan kulit, dan xanthoma dapat menjadi indikasi bahwa kadar gula darah Anda tidak terkendali.
Jika Anda mengalami salah satu atau beberapa gejala ini, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Mengontrol gula darah dengan baik tidak hanya mencegah komplikasi serius, tetapi juga menjaga kesehatan kulit Anda tetap optimal. (*)
Baca Juga: Jangan Nekat Konsumsi 8 Makanan Ini Saat Gula Darah Tinggi, Bisa Bahayakan Kesehatan!