3. Masalah Pencernaan
Makanan yang dibakar cenderung lebih keras dan sulit dicerna oleh lambung.
Proses memasak yang berlebihan atau pembakaran yang tidak merata dapat membuat makanan menjadi keras dan memicu gangguan pencernaan seperti kembung, mulas, atau sembelit.
Selain itu, lemak yang terbakar dapat memicu produksi asam lambung berlebih, menyebabkan iritasi pada lapisan lambung dan memperburuk kondisi seperti gastritis.
4. Risiko Terhadap Fungsi Ginjal
Zat-zat karsinogenik yang terbentuk dalam makanan bakaran, seperti HCAs dan PAHs, tidak hanya meningkatkan risiko kanker tetapi juga dapat memberikan beban tambahan pada ginjal.
Ginjal bekerja keras untuk menyaring racun dari darah, dan akumulasi zat berbahaya dari makanan bakaran dapat mempengaruhi fungsi ginjal dalam jangka panjang, meningkatkan risiko penyakit ginjal.
5. Potensi Toksisitas dari Bahan Bakar
Proses pembakaran yang tidak sempurna pada panggangan arang atau kayu bisa menghasilkan karbon monoksida dan senyawa kimia berbahaya lainnya yang bisa menempel pada makanan.
Mengonsumsi makanan yang terkontaminasi dengan bahan kimia ini dapat menyebabkan keracunan makanan atau meningkatkan risiko penyakit kronis, terutama jika makanan tersebut sering dikonsumsi.
6. Risiko Infeksi Bakteri
Tidak semua makanan bakaran dimasak dengan sempurna.
Daging yang tidak matang dengan baik bisa mengandung bakteri berbahaya seperti Salmonella atau E. coli, yang dapat menyebabkan keracunan makanan.
Selain itu, makanan yang dipanggang di luar ruangan sering terpapar lingkungan yang kurang higienis, meningkatkan risiko kontaminasi.
7. Mengurangi Kandungan Nutrisi
Proses pembakaran yang intens dapat merusak nutrisi penting dalam makanan, seperti vitamin B dan asam lemak omega-3 pada ikan.
Baca Juga: Tips Bakar Daging Kurban yang Aman agar Tidak Menimbulkan Penyakit