GridHealth.id - Makanan bakaran, seperti sate, ikan panggang, atau ayam bakar, sering menjadi pilihan favorit di berbagai acara atau bahkan sebagai hidangan sehari-hari.
Meskipun rasanya menggugah selera, ada bahaya yang mengintai di balik kebiasaan sering mengonsumsi makanan bakaran.
Paparan bahan kimia berbahaya dari makanan yang dipanggang atau dibakar pada suhu tinggi dapat berdampak serius pada kesehatan.
Berikut adalah beberapa risiko yang perlu Anda ketahui jika terlalu sering mengonsumsi makanan bakaran.
Bahaya Makan Makanan Bakaran
1. Pembentukan Zat Karsinogenik
Saat daging, ikan, atau ayam dipanggang atau dibakar pada suhu tinggi, senyawa kimia berbahaya seperti Heterocyclic Amines (HCAs) dan Polycyclic Aromatic Hydrocarbons (PAHs) dapat terbentuk.
HCAs terbentuk ketika asam amino, gula, dan kreatin dalam daging bereaksi pada suhu tinggi.
Sementara itu, PAHs terbentuk ketika lemak dari daging menetes ke bara api, menghasilkan asap yang mengandung senyawa berbahaya.
Kedua zat ini telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker, terutama kanker usus besar, lambung, dan pankreas.
2. Risiko Penyakit Jantung
Mengonsumsi makanan bakaran yang berlemak juga dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.
Proses pembakaran yang menghasilkan lemak jenuh dan kolesterol tinggi dapat menyumbat arteri dan meningkatkan risiko serangan jantung serta penyakit kardiovaskular lainnya.
Terlebih lagi, lemak yang terbakar dan menghasilkan asap bisa menjadi sumber radikal bebas yang merusak sel-sel tubuh, termasuk sel-sel jantung.
Baca Juga: Walau Dinilai Menambah Cita Rasa, Membakar Makanan dengan Arang Berbahaya Bagi Kesehatan
3. Masalah Pencernaan
Makanan yang dibakar cenderung lebih keras dan sulit dicerna oleh lambung.
Proses memasak yang berlebihan atau pembakaran yang tidak merata dapat membuat makanan menjadi keras dan memicu gangguan pencernaan seperti kembung, mulas, atau sembelit.
Selain itu, lemak yang terbakar dapat memicu produksi asam lambung berlebih, menyebabkan iritasi pada lapisan lambung dan memperburuk kondisi seperti gastritis.
4. Risiko Terhadap Fungsi Ginjal
Zat-zat karsinogenik yang terbentuk dalam makanan bakaran, seperti HCAs dan PAHs, tidak hanya meningkatkan risiko kanker tetapi juga dapat memberikan beban tambahan pada ginjal.
Ginjal bekerja keras untuk menyaring racun dari darah, dan akumulasi zat berbahaya dari makanan bakaran dapat mempengaruhi fungsi ginjal dalam jangka panjang, meningkatkan risiko penyakit ginjal.
5. Potensi Toksisitas dari Bahan Bakar
Proses pembakaran yang tidak sempurna pada panggangan arang atau kayu bisa menghasilkan karbon monoksida dan senyawa kimia berbahaya lainnya yang bisa menempel pada makanan.
Mengonsumsi makanan yang terkontaminasi dengan bahan kimia ini dapat menyebabkan keracunan makanan atau meningkatkan risiko penyakit kronis, terutama jika makanan tersebut sering dikonsumsi.
6. Risiko Infeksi Bakteri
Tidak semua makanan bakaran dimasak dengan sempurna.
Daging yang tidak matang dengan baik bisa mengandung bakteri berbahaya seperti Salmonella atau E. coli, yang dapat menyebabkan keracunan makanan.
Selain itu, makanan yang dipanggang di luar ruangan sering terpapar lingkungan yang kurang higienis, meningkatkan risiko kontaminasi.
7. Mengurangi Kandungan Nutrisi
Proses pembakaran yang intens dapat merusak nutrisi penting dalam makanan, seperti vitamin B dan asam lemak omega-3 pada ikan.
Baca Juga: Tips Bakar Daging Kurban yang Aman agar Tidak Menimbulkan Penyakit
Ketika makanan dimasak pada suhu tinggi, nutrisi ini dapat terurai, sehingga nilai gizi makanan menurun.
Ini berarti Anda mungkin kehilangan manfaat kesehatan dari makanan yang Anda konsumsi.
Tips Mengurangi Risiko Makanan Bakaran
Meskipun makanan bakaran memiliki risiko kesehatan, bukan berarti Anda harus sepenuhnya menghindarinya.
Berikut beberapa tips untuk mengurangi risiko saat menikmati makanan bakaran:
Gunakan Marinade: Merendam daging dalam bumbu sebelum dibakar dapat membantu mengurangi pembentukan HCAs.
Hindari Pembakaran Berlebih: Pastikan makanan tidak terlalu gosong atau hitam. Gosong atau bagian terbakar pada makanan mengandung konsentrasi tertinggi dari zat karsinogenik.
Gunakan Panggangan Listrik atau Oven: Ini dapat membantu mengurangi pembentukan asap yang mengandung PAHs dibandingkan dengan memanggang di atas arang.
Jangan Memasak dengan Api Langsung: Masak dengan api sedang dan hindari nyala api langsung menyentuh makanan.
Batasi Konsumsi: Jangan terlalu sering mengonsumsi makanan bakaran. Batasi konsumsi ke dalam jumlah yang wajar dan imbangi dengan makanan sehat lainnya.
Kesimpulan
Makanan bakaran memang menggugah selera, tetapi penting untuk memahami risiko yang mungkin ditimbulkan oleh kebiasaan ini jika dikonsumsi terlalu sering.
Dengan menerapkan tips yang sudah disebutkan, Anda tetap bisa menikmati makanan favorit Anda tanpa mengorbankan kesehatan.
Baca Juga: Disebut Minyak Ajaib, Minyak Herba Sinergi Jadi Solusi Atasi Nyeri Otot hingga Luka Bakar